Pilgub Jatim 2018, PDIP berpeluang koalisi dengan PKB, Hanura dan NasDem
Namun, Kanang menyakini, PDIP masih dapat mengusung calon Gubernur Jawa Timur biarpun dengan keterbatasan kursi di DPRD. Sebab, dia mengungkapkan, partai lain yang ingin berkoalisi bisa saja menyerahkan posisi tersebut pada partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Jelang pengumuman pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumpulkan sejumlah kepala daerah ke kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Para kepala daerah yang dikumpulkan Megawati yakni Bupati Trenggalek Emil Dardak, Bupati Ngawi Budi Kanang Soelistyono, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat serta teleconfrence dari Tokyo, Jepang, dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Bupati Ngawi, Jawa Timur Budi Kanang Sulistyono mengatakan, jika selama ini PDIP sudah melakukan komunikasi yang baik terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur dengan beberapa Partai Politik (Parpol).
"Iya dengan PKB dan partai lain juga, kaya dengan Hanura, dengan NasDem, kita juga jalin komunikasi itu," katanya usai melakukan pertemuan dengan Megawati, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10).
Dia menjelaskan, PDIP kemungkinan akan tetap melakukan koalisi karena masih kurangnya kursi untuk mengusung calon. Untuk itu komunikasi dengan beberapa partai terus dijalin.
"Kalau sendiri enggak bisa. Jawa Timur PDIP masih kurang satu. Intensitas komunikasi kita bangun dengan PKB masih intensif, pak Abdul Halim juga Ketua DPRD," ujarnya.
Namun, Kanang menyakini, PDIP masih dapat mengusung calon Gubernur Jawa Timur biarpun dengan keterbatasan kursi di DPRD. Sebab, dia mengungkapkan, partai lain yang ingin berkoalisi bisa saja menyerahkan posisi tersebut pada partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
"Tentu ada. Kalo sepakat dengan partai lain tentu saja mereka akan diberikan. Ibu Mega akan lakukan diskusi tingkat tinggi. Itu karena kita kurangnya cuma satu, tentu yang minimal kurang satu itu akan dihandle," tutupnya.