PKS: Kalau hanya ada satu pasangan, buat apa ada Pilpres?
PKS sendiri menurut Hidayat, akan tetap berkoalisi dengan Gerindra. Dia tak mempermasalahkan apakah Prabowo yang akan maju atau hanya sebagai king maker saja.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid memberikan sinyal tidak akan memberikan dukungan kepada Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Dia menolak ide untuk pemilihan melawan kotak kosong atau calon tunggal.
"Biarlah yang mendukung pak Jokowi itu, hak politik mereka tapi kami juga jangan disuruh-suruh atau diprovokasi untuk hanya mempunyai satu alternatif," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (6/3).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan kemungkinan terjadinya calon tunggal itu kecil. Sebab presidential threshold saat ini 20 persen, maka itu menurutnya, masih terbuka lebar untuk munculnya poros baru.
"Itu artinya sejak awal memang dibuka kemungkinan untuk lebih dua pasang. Kalau misalnya syaratnya 50 persen misalnya, nah berarti hanya ada satu pasangan. Kalau hanya ada 1 pasangan, buat apa ada pilpres?" kata Hidayat.
PKS sendiri menurut Hidayat, akan tetap berkoalisi dengan Gerindra. Dia tak mempermasalahkan apakah Prabowo yang akan maju atau hanya sebagai king maker saja. Terkait poros lain sendiri dia menunggu arahan daripada PKB lantaran saat ini tak terlihat akan merapat ke Jokowi.
"PKS koalisi dengan Prabowo itu satu kubu. Karena kita melebihi 20% atau cukup 20%. Kalo nanti PAN, PKB, dengan Demokrat misalnya itu juga lebih dari 20%. Tapi kalau PKB ke pak Jokowi akan menjadi sulit. Karena PAN dengan Demokrat tidak cukup 20%," jelasnya.
Baca juga:
PKB klaim Cak Imin cocok dampingi Jokowi maupun Prabowo
Usai bertemu Jokowi, AHY tepis bahas soal cawapres 2019
AHY ketemu Jokowi, Ketua DPP PDIP sebut sudah ada gelagat dan gejala
9 Nama kader tak laku di survei, PKS ngotot siapkan capres/cawapres
Demokrat buka peluang buat poros baru bersama PAN di Pilpres 2019