PKS: Prabowo harus hati-hati pilih cawapres
"Dalam menentukan cawapres, hendaknya tidak partai yang didahulukan," kata Mardani.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengingatkan capres Prabowo Subianto agar hati-hati dalam memilih calon wakil presiden. Jika salah pilih, capres dari Partai Gerindra itu bisa keok dalam pilpres.
"Dalam memilih cawapres perlu dihitung-hitung. Kalau ingin jadi (presiden), harus berhati-hati dalam memilih cawapres," kata Juru Bicara PKS Mardani Ali Sera kepada merdeka.com, Selasa (6/5).
Menurutnya, pemilihan presiden berbeda dengan pemilihan legislatif. Dalam pilpres, yang dipilih adalah figur atau tokoh.
"Dalam menentukan cawapres, hendaknya tidak partai yang didahulukan. Ini masalah ketokohan," ujarnya.
Ia mencontohkan, belum tentu partai besar bersatu bisa menang dalam pilpres jika tak punya figur kuat. Sebaliknya, partai kecil bisa menang jika punya figur kuat.
Belakangan ini PKS paling intens komunikasi dengan Prabowo Subianto. Bahkan surat lamaran Prabowo dibacakan dalam rapat Majelis Syuro PKS yang digelar pekan lalu. Kemudian PKS membentuk tim khusus. Tugas tim khusus itu untuk menjalin komunikasi dengan Prabowo untuk merancang koalisi secara detail.
Dalam komunikasi itu, PKS telah menyodorkan tiga nama sebagai pendamping Prabowo. Ketiga nama itu adalah Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan (Aher) dan Anis Matta.
Namun selain dengan PKS, Prabowo juga intens menjalin komunikasi dengan Partai Golkar. Bahkan Prabowo dan Ical kemarin sudah melakukan pertemuan tertutup di Bogor. Usai pertemuan Ical menegaskan ia siap menjadi cawapres Prabowo.
Menanggapi hasil pertemuan itu, Mardani berharap Prabowo tidak memutuskan pendampingnya secara sepihak jika nanti Gerindra jadi berkoalisi dengan PKS. "Ya harus dibicarakan dengan seluruh anggota koalisi," ujarnya.