Pola Megawati Memilih Cawapres: Tua, NU dan Luar Jawa
Ketua Majelis Pertimbangan Dewan PPP Muhammad Romahurmuziy (Rommy) mengamati pola Ketum PDIP dalam menentukan cawapres. Menurutnya, cawapres yang dipilih Mega identik dari kalangan NU, berusia tua dan berasal dari luar Jawa.
Ketua Majelis Pertimbangan Dewan PPP Muhammad Romahurmuziy (Rommy) mengamati pola Ketum PDIP dalam menentukan cawapres. Menurutnya, cawapres yang dipilih Mega identik dari kalangan NU, berusia tua dan berasal dari luar Jawa.
Rommy menilai, tak menutup kemungkinan kriteria serupa yang bakal dijadikan menjadi cawapres untuk Ganjar Pranowo. Dia menyebut, cawapres untuk Ganjar tak hanya berhenti di nama Sandiaga Uno dan Erick Thohir seperti keinginan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Bagaimana Megawati menampilkan sisi femininnya? Memiliki Sisi Feminim Meski terlihat tomboi, wanita 24 tahun ini juga memiliki sisi feminin yang menarik. Ia mengombinasikan blouse dengan ikat pinggang berwarna pink. Penampilannya terlihat cantik dan keren dengan tambahan kacamata di atas hijabnya.
-
Siapa yang ingin bertemu dengan Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Mengapa Megawati mendukung hak angket Pemilu? Ketua Tim Demokrasi Keadilan (TDK) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
-
Dimana Megawati memulai karir profesionalnya di Indonesia? Di awal tahun 2023, ia menjadi andalan klub Jakarta Pertamina Fastron di Proliga sebelum melanjutkan karirnya bersama klub bola voli Korea Selatan, Daejeon CheongKwanJang Red Sparks.
"Saya pribadi mengamati Bu Mega itu memiliki konsistensi pola, itulah kenapa nama tidak berhenti untuk cawapres ini hanya di Erick dan Sandi yang memang sudah sejak lama di dorong Pak Jokowi menjadi cawapres Mas Ganjar. Bahkan belakangan sudah berkembang ya Ganjar atau Prabowo," kata Romi saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (13/6).
Rommy cerita pada tahun 2001 saat Megawati memilih Hamzah Haz menjadi cawapresnya. Padahal, kala itu ada pilihan lain politisi yang sama seniornya dari partai Golkar yaitu Akbar Tanjung. Sama halnya pada Pilpres 2004, Mega ketika itu memilih sosok Hasyim Muzadi.
"Waktu itu beliau memerintahkan PDIP mendukung Pak Hamzah, apa karakter Pak Hamzah itu? NU, tua, luar Jawa. 2004 Kali beliau memilih Pak Hasyim Muzadi, NU, tua, luar Jawanya enggak. Tapi NU tua," kata Rommy.
Dia melanjutkan, pola itu berlanjut pada Pilpres 2014, dimana Mega memilih Jusuf Kalla untuk mendampingi Jokowi. Pada 2019, putri Soekarno itu juga menjatuhkan pilihannya kepada Ma'ruf Amin untuk dipasangkan dengan Jokowi di detik-detik terakhir.
"2014 Beliau memilih Jusuf Kalla untuk mendukung Pak Jokowi, NU, tua, luar Jawa. Keempat, Kiai Ma'ruf NU, tua, luar Jawa, karena kiai Ma'ruf itu orang Banten bukan orang Jawa," tuturnya.
"Jadi ada konsistensi pola disini yang saya baca bahwa Bu Mega hari ini bukan berbeda dengan Bu Mega 20 tahun lalu," ungkap Rommy.
Rommy menuturkan, jika berdasarkan konsistensi pola itu, figur potensial untuk mendampingi Ganjar adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
"Alternatif yang memang mungkin karena kalau mengacu ke konsitensi pola itu NU tua, luar Jawa, Pak Nasar salah satu figur eminent dilingkungan besar pengurus NU," katanya.
Selain Nasaruddin, nama potensial lain adalah Anggota Wantimpres Muhammad Luthfi Bin Yahya. Menurutnya, koalisi PDIP-PPP memang berharap dukung dari gerbong NU.
"Kalau memang Jawa itu seperti halnya Kiai Hasyim Muzadi diambil akan menjadi pola maka ada nama lain misalnya Habib Luthfi, beliau Ketua Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah karena tujuan kami ini menggandeng tokoh NU itu kan berharap dukungan gerbong NU yang memang tidak pernah solid," tuturnya.
Meski begitu, Rommy melanjutkan, benar atau tidaknya nama-nama alternatif pendamping Ganjar itu terwujud, akan terjawab oleh waktu.
"Hari ini tidak ada yang bisa menebak hati Bu Mega seperti apa jangankan orang lain, inner circlenya saja kalau ditanya tidak ada yang berani menjawab," tutupnya.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/rnd)