Politik labil ala Demokrat, SBY cari jalan aman?
Sempat menyatakan diri untuk netral, Demokrat malah ingin menentukan sikap di pilpres pada 1 Juni nanti.
Dari 12 partai politik, hanya Partai Demokrat yang belum menentukan sikap koalisinya di pilpres 9 April. Padahal KPU sudah menetapkan dua bakal capres cawapres yang akan bertarung, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) melawan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Demokrat sempat menyatakan diri akan netral di pilpres. Namun belakangan, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) malah ingin menentukan sikap di pilpres pada 1 Juni nanti.
Sinyal Demokrat akan mendukung Prabowo-Hatta semakin kuat. Ketika Ketua Harian Demokrat Syarief Hasan menyatakan bakal mendengarkan pemaparan para capres-cawapres dahulu di 1 Juni itu sebelum menentukan sikap.
Akan tetapi, yang berkenan untuk memaparkan visi misi hanya pasangan Prabowo dan Hatta. Sementara Jokowi-JK belum dapat memastikan hadir dalam pertemuan itu.
Syarief menyatakan, sikap Demokrat mendukung capres akan ditentukan terhadap capres yang ingin melanjutkan capaian SBY saat menjadi presiden selama 10 tahun. Yang merespon syarat ini, hanya Prabowo dan Hatta.
"Ternyata apa yang kami tegaskan dan sampaikan kepada publik secara terbuka, rupanya ditanggapi oleh pasangan Prabowo-Hatta. Mereka menyampaikan surat resmi kepada Demokrat untuk menyampaikan visi dan misi mereka. Untuk itu Demokrat akan memfasilitasi keinginan mereka dan akan dilakukan pada tanggal 1 Juni 2014, Insya Allah akan dilakukan di Hotel Sahid," kata Syarief, Rabu (27/5).
SBY tampaknya labil untuk menentukan arah koalisi di Pilpres 2014. Menurut sebuah sumber, SBY masih berharap untuk bisa bergabung dengan Jokowi-JK. Pertemuan antara SBY dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pun selalu gagal dilakukan.
Bahkan sempat ada niatan putri bungsu Mega, Puan Maharani dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo diutus untuk membahas koalisi dengan SBY. Namun hal itu gagal terlaksana.
"SBY tidak akan mau kalau lewat utusan," ujar sumber merdeka.com dari orang dekat Ciekas beberapa waktu lalu.
Berikut perjalanan koalisi Demokrat yang belum jelas jelang Pilpres 2014:
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana menurut PKS, pertemuan Jokowi dengan para capres bisa membangun persatuan Indonesia? Dia menilai, jika pertemuan antara Jokowi dan ketiga kandidat capres terkuat itu terlaksana, maka persatuan Indonesia akan semakin baik. Sebab, seluruh tokoh terlihat bekerja sama membangun bangsa. "Bagus, saya senang itu. Itu berpikir matang dan dewasa. NKRI ini negara lagi baik-baik. Segala sesuatu kalau digabung dengan pemikiran-pemikiran positif untuk membangun NKRI ke depan itu positif."
Wacana koalisi dengan Golkar
Partai Demokrat sempat mewacanakan berkoalisi dengan Golkar. Bahkan keduanya menggelar rapimnas diwaktu yang bersamaan yakni 18 Mei, bertepatan dengan pendaftaran capres dan cawapres dibuka KPU.
Namun hasilnya nihil. Sebab Golkar tetap ngotot ingin mencalonkan Ketumnya Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres. Sementara Demokrat tak mau jika Ical menjadi capres.
Koalisi pun batal. Golkar akhirnya merapat ke Gerindra untuk dukung Prabowo-Hatta. Wacana akan mengusung capres Sultan Hamengkubuwono X pun hanya menguap.
Netral di Pilpres 2014
Setelah batal berkoalisi dengan Golkar, akhirnya dalam rapimnas yang digelar 18 Mei Demokrat memutuskan untuk netral. Kendati begitu, sikap resmi partai akan diumumkan pada 20 Mei oleh majelis tinggi partai yang diketuai langsung oleh SBY.
Dari hasil jajak pendapat di rapimnas, 56 persen pengurus ingin partainya netral. Sementara sisanya ingin membentuk poros baru atau mendukung Prabowo-Hatta.
SBY pun mengumumkan sikap definitifnya pada 20 Mei, bertepatan saat pendaftaran capres dan cawapres ditutup oleh KPU.
"Rapimnas berpendapat, lebih mulia dan terhormat bagi partai untuk mandiri dan tidak meminta-minta untuk sebuah kekuasaan," kata SBY saat itu.
Dukung capres yang lanjutkan program SBY
Saat memasuki hari terakhir pendaftaran capres dan cawapres di KPU, Demokrat juga tak menujukkan arah koalisinya dengan tegas. Setelah sebelumnya menyatakan, sesuai hasil rapimnas Demokrat akan menentukan sikap definitif yang menjadi kewenangan majelis tinggi pada 20 Mei.
Tidak ada hal baru yang diputuskan Demokrat. Mereka tetap netral, namun bisa saja di kemudian hari mendukung salah satu capres.
"Pada saatnya nanti, Partai Demokrat akan menentukan ke mana suara diberikan melalui mekanisme organisasi," kata Ketua Harian Demokrat Syarief Hasan saat konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (20/5).
Menurut Syarief, suara Demokrat akan diberikan kepada capres yang memiliki kesamaan platform, visi dan misi partai. Meski demikian, Syarief menegaskan Demokrat tak akan golput di Pilpres.
"Sungguh pun tidak bergabung secara formal, istilah pers non blok, tidak berarti kader partai golput. Suara Partai Demokrat akan diberikan pada capres dan cawapres yang memiliki platform visi misi dan solusi segaris yang dimiliki Demokrat," lanjutnya.
Undang Prabowo dan Jokowi paparkan visi misi
Ketika kontestasi semakin panas, sejumlah elite Demokrat terpecah ke kubu Jokowi dan Prabowo, lantas Demokrat kembali memberi sinyal bakal koalisi dan tidak jadi netral. Pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pun dijadwalkan bakal memaparkan visi dan misi mereka pada 1 Juni.
Demokrat akan mendukung capres dan cawapres yang bisa meneruskan keberhasilan SBY selama 10 tahun belakangan. Namun sejauh ini, baru pasangan Prabowo-Hatta yang berkenan hadir memaparkan visi dan misinya itu.
"Mereka (Prabowo-Hatta) menyampaikan surat resmi kepada Demokrat untuk menyampaikan visi dan misi mereka. Untuk itu Demokrat akan memfasilitasi keinginan mereka dan akan dilakukan pada tanggal 1 Juni 2014, insya Allah akan dilakukan di Hotel Sahid," kata Ketua Harian Demokrat Syarief, Rabu (27/5).
Undang DPD Demokrat se-Indonesia sebelum tentukan sikap
Selain mengundang Prabowo-Hatta untuk memaparkan visi dan misinya. Ketum Demokrat SBY juga bakal mengumpulkan para pengurus DPD Demokrat se-Indonesia.
Hal ini dilakukan guna meminta pandangan tentang koalisi di pilpres. Selain itu, juga dalam rangka memantapkan konsolidasi akhir jelang pilpres.
"Ini kan belum ada keputusan resmi partai ke arah mana. Ada beberapa tahapan, tanggal 1 Juni Pak SBY akan mengumpulkan pengurus, DPD seluruh Indonesia di Cikeas. Ini dalam rangka konsolidasi akhir," kata Wasekjen Demokrat Andi Nurpati.