Popularitas Ahok masih di atas Dhani, Yusril hingga Risma
Para penantang Ahok memiliki pekerjaan rumah besar meningkatkan popularitasnya.
Lembaga media survei nasional (Median) memaparkan popularitas bakal calon gubernur dan partai politik dalam Pilgub DKI 2017. Survei dilakukan pada 20 April-4 Mei 2016 dengan sampel 500 responden diambil secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kodya dan gender dengan margin of error kurang lebih 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan metode face to face interview.
Direktur Riset Median Sudarto menyebut ada 19 tokoh bakal cagub DKI yang disurvei popularitasnya. Hasilnya, Ahok masih jauh lebih populer dibanding calon-calon lainnya. Dengan kata lain, para penantang Ahok memiliki pekerjaan rumah besar meningkatkan popularitas untuk bisa bertarung melawan calon petahana gubernur DKI.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
"Ahok dapat 91,0 persen, Ahmad Dhani 80,6 persen, Yusril Ihza dapat 76 persen, Ridwan Kamil 75 persen, Tri Risma 72,6 persen, Lulung 56 persen, Djarot Saifullah Hidayat 56 persen, Ganjar Pranowo 54 persen, Adhyaksa Dault 52 persen dan Sandiaga Uno 48,6 persen," kata Sudarto di Bumbu Desa, Jakarta, Jumat (13/5).
Jika bakal calon gubernur disandingkan dengan partai politik, popularitas Ahok masih yang tertinggi. Partai politik tidak serta merta mengangkat popularitas calon.
"NasDem-Ahok 91 persen, PKB-Ahmad Dhani 80 persen, PPP-Lulung 56 persen, Gerindra dengan Yusril 76 persen, Ridwan Kamil 75 persen dan Sandiaga Uno 48 persen. PDIP dengan Risma 72 persen, Djarot 56 persen, Ganjar 54 persen dan Puti Guntur 32 persen. Kemudian PKS dengan Tri Wicaksana 38 persen, Nur Mahmudi 34 persen, Selamat Nurdin 28 persen dan M Idrus 12 persen. PAN-Suyoto 16 persen, Golkar 15 persen. Lainnya Adhyaksa 52 persen, Moeldoko 32 persen, Hasnaeni 13 persen dan Benny Mokalu 10 persen," kata dia.
Jika Pilgub DKI digelar dengan dua calon alias head to head, maka penantang Ahok yang kemungkinan bisa mengalahkannya adalah Yusril Ihza Mahendra dan Tri Rismaharani. Namun jika Pilgub DKI lebih dari dua pasangan, maka Ahok akan diuntungkan karena cukup mendominasi. "Dan sisa suara akan tersebar relatif merata pada para penantang Ahok dengan perolehan yang tidak begitu besar," ucapnya.
Baca juga:
Survei: Diterpa berbagai isu, elektabilitas Ahok tetap tinggi
NasDem santai soal rencana Gerindra bentuk koalisi gemuk lawan Ahok
Cyrus sebut elektabilitas Ahok tinggi karena publik puas kinerjanya
Deklarasi Orang Kita, Dhani sebut gubernur DKI harus beradab
Muda-mudi Ahok makin semangat dikunjungi idolanya
Ahok ogah komentari rencana koalisi besar PDIP-Gerindra-PKS