PPP: Bertambahnya Kasus Covid dan Pelaksanaan Pilkada Beda Urusan
Wasekjen DPP PPP, Achmad Baidowi (Awiek) menilai, tingginya kasus Covid tersebut tidak ada urusan dengan pelaksanaan Pilkada. Sebab, meningkatnya kasus corona karena masih ada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 akan dilaksanakan di 270 daerah pada tanggal 9 Desember nanti. Jelang 5 hari Pilkada akan digelar, kasus Covid-19 di tanah air justru memburuk.
Dari data yang dihimpun Kementerian Kesehatan, pada awal Desember 2020 hari Selasa (1/12) kasus positif corona di tanah air sebanyak 5.092.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Mengapa Pilkada 2020 disebut sebagai momen penting dalam demokrasi Indonesia? Pilkada Serentak 2020 menjadi salah satu momen penting dalam demokrasi Indonesia, meskipun dilaksanakan di tengah tantangan pandemi.
Angka positif Covid-19 tersebut kembali meningkat pada Rabu (2/12) menjadi 5.533 menjadi kasus. Rekor terbaru pada hari Kamis (3/12) kemarin sebesar 8.369 orang terpapar virus asal Wuhan, China tersebut.
Wasekjen DPP PPP, Achmad Baidowi (Awiek) menilai, tingginya kasus Covid tersebut tidak ada urusan dengan pelaksanaan Pilkada. Sebab, meningkatnya kasus corona karena masih ada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.
"Bertambahnya jumlah Covid itu bukan karena Pilkadanya, beda urusan. Disatu sisi masyarakat tidak tertib menjalankan protokol kesehatan, itu kan contoh imbas bagian dari kerumunan-kerumunan masyarakat yang barusan saja mendapat sorotan publik," katanya lewat pesan, Jumat (4/12).
Menurutnya, pada pelaksanaan Pilkada nanti protokol kesehatannya sudah di atur. Semua tata cara pencoblosan di tengah pandemi sudah disiapkan.
"Sehingga ketika di kalkulasi dampak dari itu juga banyak bukan karena Pilkadanya saya kira, karena Pilkada sudah menyiapkan pelaksanaannya dengan protokol kesehatan termasuk juga anggaran nya disiapkan," ucapnya.
Anggota DPR ini menilai, tidak ada alasan untuk menunda Pilkada. Terlebih, tidak bisa diprediksi kapan corona hilang dari Indonesia.
"Jadi saya kira tidak ada alasan ditunda, ditundanya sampai kapan, Covid kan juga gak tau sampai kapan, jadi itu hanya kebetulan, bukan karena Pilkadanya," pungkasnya.
Baca juga:
5 Hari Jelang Pilkada Kasus Covid Memburuk, PKB Minta Prokes Diperketat
Kasus Covid-19 Meningkat, Pilkada Serentak 2020 Lanjut Terus
Pemprov Sumut Gelar Doa Bersama Jelang Pilkada, Libatkan Siswa SD dan SMP Via Daring
3 Paslon Lebih Banyak Bicara Konsep, Debat Kedua Pilkada Tangsel Dinilai Minim Data
Janji Gibran-Teguh dan Bajo akan Bangun Kota Solo Tanpa Meninggalkan Budaya
5 Hari Jelang Pilkada Kasus Covid-19 Mencapai Rekor Tertinggi, Haruskah Ditunda?