PPP: Menteri Susi populer, tapi serapan anggaran tak maksimal
Presiden Jokowi harus memperhatikan beberapa parameter kinerja sebelum melakukan reshuffle.
Wakil Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Syaifullah Tamliha mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus memperhatikan beberapa parameter kinerja sebelum melakukan reshuffle terhadap jajaran menterinya di Kabinet Kerja. Sebab, parameter popularitas tidak selalu sejalan dengan kinerja.
"Ada Menteri yang populer, anggarannya tidak terserap maksimal. Contohnya Menteri Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan), dia populer tetapi anggarannya tidak terserap secara maksimal," terang Tamliha saat diskusi perihal isu reshuffle jilid II di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/11).
Parameter pertama, kata Tamliha, yakni mengenai seberapa besar menteri tersebut telah melakukan penyerapan anggaran dengan baik. Karena ada menteri populer di masyarakat namun nyatanya anggaran tidak terserap maksimal seperti di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lebih jauh Tamliha menjelaskan parameter selanjutnya apakah menteri tersebut telah bekerja sesuai dengan Nawacita.
"Parameter ketiga adalah keinginan presiden terhadap Nawacitanya sudah selesai belum? Saya yakin dari 34 menteri kerjanya bolak-balik pasti tidak pernah membaca Nawacita," tukas Tamliha.
Kemudian parameter terakhir, sambung Tamliha, adalah bagaimana kinerja si menteri berdampak pada Presiden. Dia mencontohkan menteri yang mengeluarkan kebijakan tanpa sepengetahuan presiden.
"Yang terpenting pergantian menteri nanti memenuhi semua parameter-parameter tersebut. Saya menginginkan seorang Menteri itu bekerja sesuai keinginan presiden," pintanya.
Baca juga:
Pengamat: Bila tiap tahun ganti, menteri atau presidennya tak mampu?
Relawan Jokowi soroti kinerja Menteri Rini tak sesuai Nawacita
Teguh Juwarno sebut wajar elite PAN yang diajukan jadi calon menteri
Politikus PAN soal reshuffle: Hanya desas-desus saja
PDIP tegaskan hampir semua fraksi DPR minta Menteri Rini dicopot
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Siapa yang berhak menentukan susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Kapan Prabowo dikabarkan akan menambah jumlah Kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.