PPP minta Jokowi lihat rapor menteri sebelum lakukan reshuffle
PPP minta Jokowi lihat rapor menteri sebelum lakukan reshuffle. Arsul Sani menyarankan, Presiden Joko Widodo untuk melihat rapor kementerian dan lembaga yang dianggap kurang baik oleh Kemenpan RB tahun lalu. Arsul mengatakan, Jokowi bisa melakukan pembenahan di kementerian dan lembaga yang mendapat rapor merah.
Jelang tutup tahun 2016, muncul kabar Presiden Joko Widodo bakal melakukan perombakan jajaran menteri Kabinet Kerja. Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan, reshuffle kabinet kerja adalah kewenangan dan hak prerogatif Jokowi. Menurut Arsul, Jokowi tidak memiliki kewajiban untuk berkonsultasi dengan partai pendukung jika ingin merombak menterinya.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menyarankan, Presiden Joko Widodo untuk melihat rapor kementerian dan lembaga yang dianggap kurang baik oleh Kemenpan RB tahun lalu. Arsul mengatakan, Jokowi bisa melakukan pembenahan di kementerian dan lembaga yang mendapat rapor merah.
"Kalau kita mengacu pada rapor LAKIP tahun lalu dari Kemenpan RB maka yang masih perlu dilakukan adalah pembenahan di kementerian/lembaga yang rapornya merah utamanya yang masuk 10 besar terbawah," kata Arsul saat dihubungi, Kamis (29/12).
Dia mengimbau, Jokowi untuk lebih dulu melakukan evaluasi dan perbaikan kementerian dan lembaga dengan nilai terendah. Jika setelah dievaluasi, kinerja kementerian tersebut masih belum memuaskan, maka sebaiknya Jokowi mengambil langkah perombakan.
"Kalau saya yang penting ada evaluasi kembali apakah ada perbaikan setelah penerbitan rapor tersebut dan hasilnya disampaikan kepada publik," jelasnya.
Pihaknya mengaku tak ingin ikut campur dengan rencana reshuffle menteri kabinet kerja. PPP mempercayakan keputusan reshuffle kepada Jokowi karena merupakan hak prerogatif presiden. Ditambah lagi, hanya Jokowi yang tahu kebutuhan dari pemerintahannya.
"Soal apakah akan ada lagi atau tidak reshuffle kabinet, kita percayakan saja sepenuhnya sama Presiden. Selain merupakan hak prerogatif Presiden, yang tahu apakah ada kebutuhan reshuffle atau tidak ya Presiden," tegas dia.
Baca juga:
Jokowi soal reshuffle: Enggak ada!
Reaksi partai pendukung Jokowi berhembus kabar reshuffle bulan depan
Mendadak berhembus wacana reshuffle kabinet
NasDem tak masalah jika Jokowi reshuffle kabinet
Reshuffle jilid IV, PPP tak mau 'ngarep.com' dapat tambahan kursi
Hanura: Tak ada urgensi lakukan reshuffle jilid IV dalam waktu dekat
Kabar reshuffle jilid IV, Gerindra tegaskan tetap di luar Istana
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Kapan Prabowo dikabarkan akan menambah jumlah Kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.