PPP Pertimbangkan Opsi Airlangga-Suharso di Pemilu 2024
Bicara soal calon presiden dan wakil presiden, Amir mengatakan, PPP tentu saja akan mengutamakan kader terbaiknya, Suharso Monoarfa untuk maju di Pemilu 2024. "Kalau ada dari internal pasti prioritas utama adalah Pak Suharso sebagai Ketum," tegas dia.
Partai Golkar didorong untuk membentuk koalisi nasionalis religius dalam Pemilu 2024. Hal ini disambut baik oleh PPP sebagai parpol berbasis ideologi Islam. Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara mengatakan, wacana koalisi nasionalis-religius patut dipertimbangkan. Menurut dia, wacana tersebut akan dibahas dalam internal PPP.
"Kalau ada dorongan dari Golkar untuk membentuk koalisi nasionalis religius tentunya akan menjadi salah satu referensi bagi PPP bila nanti dibicarakan secara internal," jelas Amir saat dihubungi merdeka.com, Senin (4/9).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
Saat ini, kata Amir, partainya sama sekali belum membahas terkait Pilpres 2024. Sebab, PPP masih disibukkan dengan konsolidasi internal di tingkat daerah. "Masih konsolidasi kepengurusan di internal, setelah tingkat provinsi tuntas, saat ini konsolidasi baru sampai di tingkat kabupaten/kota," kata Amir lagi.
Bicara soal calon presiden dan wakil presiden, Amir mengatakan, PPP tentu saja akan mengutamakan kader terbaiknya, Suharso Monoarfa untuk maju di Pemilu 2024. "Kalau ada dari internal pasti prioritas utama adalah Pak Suharso sebagai Ketum," tegas dia.
Ihwal kemungkinan membentuk koalisi dengan Golkar dan mengusung pasangan Airlangga-Suharso sebagai capres dan cawapres 2024, Amir menilai, kemungkinan tersebut sangat terbuka. Terlebih saat ini, PPP belum memutuskan dan membahas resmi terkait pasangan presiden dan wakil presiden.
"Karena memang belum pernah ada pembicaraan, maka semua opsi tentu masih terbuka sampai ada keputusan final di internal partai," kata Amir.
Koalisi Nasionalis-Religius
Sebelumnya diberitakan, Satuan Karya (Satkar) Ulama Indonesia Partai Golkar mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membangun komunikasi dengan partai berbasis agama. Airlangga juga diminta menjaga hubungan baik dengan ulama.
Sekjen DPP Satkar Partai Golkar Ashraf Ali mengatakan, koalisi nasionalis religius menjadi salah satu yang ideal untuk Airlangga berlaga di pilpres 2024.
Menurut Ashraf, karena kultur masyarakat Indonesia yang general dan heterogen maka perlu adanya satu kesepahaman, bagaimana membawa bangsa ini ke depan.
Secara politik, menurut Ashraf, karakter masyarakat atau voter itu hanya 30 persen yang pilihannya statis. Sedangkan 70 persen yang lain dinamis. 30 Persen pemilih statis ini adalah kader, pengurus dan simpatisan.
"Nah yang 70 persen, karakter itu bersifat religius, maka itu sangat wajar apabila ada koalisi nasional yang berkarakter religius yang harus kita dekati," ujar Ashraf saat dihubungi, Selasa (28/9).
Ashraf memandang, masyarakat Indonesia perlu sentuhan emosional, dan emosionalitas tertinggi itu hal terkait keagamaan.
"Jadi bagi seorang politisi atau partai politik siapa yang bisa merebut wilayah itu, kemungkinan akan mendapatkan dukungan dari masyarakat," katanya.
Kata Pengamat
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai koalisi nasionalis-religius ideal untuk mendorong Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi Capres 2024.
Pangi menganalisis, Airlangga tinggal menggandeng kader berkarakter religius seperti dari PKS, PKB, dan PAN. Kata Pangi, Airlangga dikenal sebagai sosok yang berkarakter nasionalis. Begitu pun Golkar yang memiliki kesan nasionalis.
"Tinggal bagaimana Airlangga memilih cawapres yang ideal untuk menutupi kelemahannya selama ini," kata Pangi saat dihubungi, Kamis (30/9).
Menurut Pangi, Airlangga sebaiknya memberanikan diri maju sebagai Capres 2024 dengan mencari koalisi nasional-religius. Sebab, majunya pria yang juga menjabat Menko Perekonomian berpotensi meningkatkan elektabilitas Golkar.
"Pilihan Airlangga maju sebagai capres dan tidak punya beban sebetulnya, mau kalah mau menang, dalam sejarah pemilu tetap Golkar menang banyak, tetap menjadi partai penguasa," tutur Pangi.
Sebelumnya, Satuan Karya Ulama Indonesia (Satkar) Partai Golkar mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto membentuk koalisi nasionalis religius. Koalisi itu dianggap mumpuni untuk meraup lumbung suara.
(mdk/rnd)