Prabowo Ceritakan Kisah Pemimpin 3 Negara Buat Yakinkan Kader Gabung Jokowi
Kisah itu memiliki satu pesan bahwa dua tokoh besar yang bersaing dapat bersatu karena kesamaan visi untuk membangun negara.
Politikus Gerindra Sandiaga Uno mengungkap cerita Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto meyakinkan kader Gerindra yang menolak bergabung dengan lingkaran Presiden Joko Widodo. Sandiaga merupakan salah satu kubu yang menginginkan Gerindra tetap di luar pemerintah.
Namun, kisah yang diceritakan Prabowo dalam Konfernas Gerindra di Hambalang kemarin, Rabu (17/10), berhasil menggugah hatinya.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang dikatakan Nasaruddin Umar untuk Prabowo-Gibran? Nasaruddin seraya berdoa agar Indonesia dapat semakin jaya di kepemimpinan paslon nomor urut 02 itu."Saya, Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor Universitas PTIQ Jakarta, mengucapkan selamat kepada Bapak H. Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka atas terpilihnya sebagai presiden RI dan wakil presiden RI pada periode yang akan datang," kata Nasaruddin, Kamis (21/3). "Semoga Allah memberkati kita semuanya dan semoga bangsa Indonesia insyaAllah semakin jaya di bawah kepemimpinan Bapak," sambungnya.
"Tapi karena saya mendengar kemarin akhirnya bisa menangkap pesan pak Prabowo," ujar Sandiaga di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10).
Prabowo menceritakan tiga kisah pemimpin dunia dari tiga negara yang berbeda. Kisah itu memiliki satu pesan bahwa dua tokoh besar yang bersaing dapat bersatu karena kesamaan visi untuk membangun negara.
Pertama, adalah kisah Abraham Lincoln dan William Seward. Seward yang tidak menyukai Lincoln sampai mengatainya monyet, bisa diterima Lincoln untuk menjadi bagian dari kabinet. Bahkan Lincoln memberikan jabatan orang ketiga terkuat di Amerika. Sandiaga mengatakan jawaban Lincoln membuka mata pendukungnya dan Seward.
"Ada satu hal yang tidak bisa dibantahkan dua dari kita memiliki kecintaan luar biasa kepada united states of America. Dan karena kecintaan kepada USA dan saya butuh masukan bukan asal bapak senang, dari bukan orang yang memberikan masukan yang ingin saya dengar, saya butuh Anda sebagai orang terdekat dengan saya," kata Sandiaga mengulang cerita Prabowo.
Kedua, adalah cerita dari Jepang antara Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Sandiaga bilang kedua panglima perang itu siap perang. Namun, akhirnya bertemu dan bersatu karena kecintaan terhadap negara dan menghindari keterbelahan.
"Dan menghindari keterbelahan kenapa kita enggak sepakat untuk tidak berperang besok. Selesaikan dalam bentuk perundingan," kata Sandiaga.
Cerita terakhir adalah kisah pendiri Republik Rakyat Tiongkok Mao Tze Dong dengan Deng Xao Ping. Kisah pertikaian kedua tokoh di masa lalu tidak dihiraukan untuk melihat masa depan.
"Mao bilang jangan-jangan bicarakan masa lalu. Deng juga setuju jangan bicarakan masa lalu. Kita melihat ke depan RRT yang kuat," kata Sandiaga.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu bilang kisah itu menyimpulkan pemikiran Prabowo agar mengedepankan cinta bangsa dan NKRI. Serta melihat ke depan dan menghindari perpecahan. Hal tersebut disampaikan kepada kader Gerindra dalam Rapimnas.
"Hindari perpecahan. Cinta keutuhan dan cinta NKRI. Dengan begitu plong dan jelas posisi gerindra. Jangan spekulasi. Jangan ikut arahan gendang arahan media. Keputusan ada di tangan Presiden. Jadi kita jangan juga membebani dia. Dia akan ambil keputusan dengan ketenangan jiwa," kata Sandiaga.
Baca juga:
Cerita Sandiaga Berkali-kali Tolak Tawaran Prabowo Balik ke Kursi Wagub DKI
Sandiaga Nilai Prabowo dan Edhy Prabowo Lebih Pantas Jadi Menteri
Gerindra Tegaskan Tak Pernah Mengemis Posisi di Kabinet Kerja Jilid II
Ucapan Mesra Titiek Soeharto buat Prabowo di Hari Ulang Tahun
Pakai Baju Loreng dan Baret, Prabowo Tutup Konfernas Gerindra