Prabowo kalahkan Jokowi dalam hal pemberantasan korupsi
Margin of error +/- 2.4 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Hasil survei Indonesia Survey Center (ISC), Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di urutan pertama sebagai calon Presiden (Capres) yang paling mampu memberantas korupsi. Sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berada di urutan ketiga.
"Mahfud MD di peringkat kedua, dan Joko Widodo (Jokowi) di peringkat ketiga. Prabowo Subianto oleh publik dinilai sebagai figur terdepan yang paling mempunyai kompetensi (21,2%) dan paling berani dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia (23,4%)," ujar Direktur Komunikasi ISC, Andry Kurniawan di Hotel Balairung, Jakarta, Minggu (26/1).
Menurut Andry, dari aspek elektabilitas, figur capres yang paling dianggap bersih dan mampu memberantas korupsi adalah Prabowo Subianto (19,1%), diikuti oleh Mahfud MD (11,9%), Jokowi (11,8%), Wiranto (8,1%), Anies Baswedan (7,8%), dan Hatta Rajasa (6,9%).
Andry yang didampingi Peneliti ISC Dedet Fogerty menjelaskan, temuan hasil survei ini menunjukkan Prabowo dipercaya sebagai tokoh antikorupsi yang konsisten antara ucapan dan tindakan. Kemudian, Prabowo juga dianggap paling berani untuk melakukan tindakan keras bagi para koruptor.
"Figur Prabowo dipercaya sebagai tokoh yang paling punya komitmen kuat untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih sesuai dengan amanat reformasi," jelas Andry.
Lebih lanjut, Andry menegaskan, kebanyakan pemimpin memiliki komitmen untuk memberantas korupsi tetapi mereka dinilai tidak mampu dan tidak berani membersihkannya. Sementara itu, Dedet menyatakan, praktik korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya dalam lingkaran kekuasaan. Badai kasus korupsi menjelang Pemilu 2014 pun banyak menerpa kader-kader parpol besar.
"Seperti Partai Demokrat (Hambalang), Golkar (Pengadaan Al Quran dan Ratu Atut), PKS (kuota daging impor sapi)," terangnya.
Masih berdasarkan pada hasil survei ISC ini, Partai Gerindra dianggap partai yang kader-kadernya relatif bersih dari kasus korupsi, (16,7%), diikuti oleh Hanura (12,2%) di posisi kedua. Gerindra dianggap masyarakat sebagai partai yang paling konsisten memerangi korupsi (18,7%), disusul PDIP (11,2%), Hanura (9,2), dan PAN (8,1%).
"Kepercayaan publik terhadap partai politik sekarang semakin runtuh menyusul terbongkarnya banyak kasus korupsi. Padahal salah satu amanat reformasi yang paling penting terletak pada upaya yang konsisten pada upaya pemberantasan korupsi," pungkasnya.
Survei yang dilakukan ISC ini bertujuan untuk melihat beberapa figur Capres dan Parpol yang dianggap paling mempunyai kapasitas dan kapabilitas (kompetensi) untuk memberantas korupsi di Indonesia. Survei dilaksanakan tanggal 1 Januari-12 Januari 2014 di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi yang ada di seluruh Indonesia.
Populasi dari survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam Pemilu 2014 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah. Jumlah sampel sebesar 1600 responden, diperoleh melalui teknik pencuplikan secara rambang berjenjang (multistage random sampling).
Margin of error +/- 2.4 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden dengan pedoman kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan.