Prabowo marah dan tegur Waketum Gerindra yang kritik AHY
AHY dipandang belum punya pengalaman di pemerintahan dan disebut hanya tentara biasa.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengkritik keras Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), karena belum pantas mendampingi Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, dalam pertarungan di Pilpres 2019. Arief menilai, AHY dipandang belum punya pengalaman di pemerintahan dan disebut hanya tentara biasa.
Hal ini ternyata disikapi serius oleh Prabowo. Dia pun menegur Arief, atas pernyataannya akan sosok AHY. Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, Prabowo marah terhadap Arief, karena dianggap menghina putra Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
-
Mengapa Gerindra merasa SBY bisa membantu kemenangan Prabowo? Pengalaman SBY bisa menjadi kekuatan bagi Prabowo. Tetapi, Gerindra memahami SBY tidak bisa selalu turun gunung karena juga memiliki kesibukan. "Tentu pengalaman-pengalaman beliau akan menjadi kekuatan bagi kami juga tapi kita mengerti beliau mungkin juga punya kesibukan juga, kita tunggu pada saat yang pasti nanti akan kita umumkan bersama."
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Sugiono membenarkan hal tersebut. Bahkan sudah ada surat teguran dari Prabowo untuk Arief.
"Benar, (suratnya) tadi pagi. Selain surat, juga dibuat copy elektroniknya untuk dikirim kepada Mas Arief Poyuono," ungkap Sugiono kepada Liputan6.com, Senin (23/7/2018).
Dia menegaskan, pernyataan yang disampaikan Arief kepada AHY sangat tidak pantas. Karena harusnya menghargai siapapun.
"Seseorang itu sepatutnya dihargai dari semangat dan cita-citanya untuk berjuang dan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, terlepas dari usia, profesi, latar belakang dan status sosialnya," jelas Sugiono.
Dia menuturkan, pihaknya menghargai niatan dan upaya yang dilakukan SBY, AHY, serta Demokrat.
"Kami menghargai dan menghormati Pak SBY dan mas AHY serta Partai Demokrat yang telah menunjukkan rekam jejak pengabdian mereka kepada bangsa ini," tutur Sugiono.
Karena itu, masih kata dia, apa yang disampaikan Arief tak disetujui partainya. Sugiono menuturkan, Gerindra mempunyai batasan dan pedoman dalam menyikapi segala sesuatunya kepada awak media.
"Kami sangat tidak setuju dengan pernyataan mas Arief Poyuwono tentang mas AHY. Lebih dari itu dalam internal Partai Gerindra sudah ada batasan dan pedoman dalam memberikan pernyataan kepada media dan publik. Ada hal-hal yang menjadi domain struktur bawahan, namun untuk hal-hal yang sifatnya strategis adalah domain Ketua Dewan Pembina. Beliau yang berhak menyampaikan pernyataan yang berkaitan dengan hal-hal strategis," pungkasnya.
Sementara itu, Arief masih belum bisa dikonfirmasi soal surat teguran dan dirinya yang dimarahi oleh Prabowo Subianto, hingga berita ini diturunkan.
(mdk/ded)