Pramono Anung Terkesan Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati di Pilkada Jakarta, Begini Analisisnya
Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara melihat ada kesan menghilangkan dukungan dari PDIP dan sosok Megawati Soekarnoputri.
Jelang pencoblosan Pilkada 2024, berbagai cara banyak dilakukan para pasangan calon demi mendapatkan simpati masyarakat. Tak terkecuali di Pilkada Jakarta 2024.
Misalnya pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno yang disebut mendapat dukungan dari Anies Baswedan. Hal ini terkesan paslon tersebut mencoba menghilangkan dukungan dari partainya sendiri, PDIP.
- Pramono Anung Tetap Optimistis walau Suara PDIP Hanya 14% di Jakarta: Banyak Dukungan Tokoh Publik
- PDIP Batal Umumkan Anies-Rano Karno untuk Pilkada Jakarta, Djarot: Belum Ada Kepastian
- Hasto Singgung Sosok Penting yang Dibuang Pemimpin: Habis Manis Sepah Dibuang
- Puan Akui PDIP Pertimbangkan Usung Kaesang di Pilkada Jateng Usai Hasil Survei Tertinggi
Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara melihat ada kesan menghilangkan dukungan dari PDIP dan sosok Megawati Soekarnoputri.
Termasuk, keberadaan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.Menurut dia, jika Pramono Anung-Rano Karno dianggap dekat dengan Ahok, justru pasangan nomor urut 3 itu akan kehilangan suara dari pendukung Anies Baswedan.
Karena itu, Ridwan Kamil yang didukung Prabowo Subianto bisa lebih menuai dukungan. Apalagi Presiden juga mengangkat sosok Veronica Tan sebagai wakil menteri, yang membuat ada faktor pendukung Prabowo juga bisa mendukung Ridwan Kamil.
“Ya, pemilih DKI Jakarta, terutama pada katagori pemilih muslim dan pemilih perempuan masih kurang suka dengan Ahok karena kasus penistaan agama dan perceraiannya dengan Veronica Tan, yang sekarang justru diangkat oleh presiden Prabowo sebagai Wamen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,” kata dia saat dikonfirmasi, Sabtu (22/11).
Peluang Dukungan Anak Abah
Di sisi lain, Pramono-Rano juga tak memamerkan ketokohan Ahok, PDIP maupun Megawati di sejumlah baliho, billboard atau alat peraga kampanye lainnya.Igor menduga, peluang anak abah justru akan merapat ke Ridwan Kamil akan lebih besar.
“Secara real, peluang anak abah akan lebih banyak yang memilih RK ketimbang Pram,” ungkap dia.
Selain itu, lanjut Igor, kekuatan PKS justru lebih besar daripada Anies. Sehingga dukungan untuk Ridwan Kamil-Suswono akan lebih masif.
“Instruksi PKS sebagai parpol yang menang di DKI Jakarta akan lebih solid memenangkan kadernya sendiri Suswono yang berpasangan dengan RK,” jelas dia.
Bukan Gubernur PDIP
Sebelumnya, Pramono Anung menegaskan, bakal melanjutkan program hunian bertingkat atau vertikal di era Anies Baswedan. Meskipun, dia mengakui sikap PDIP menolak program tersebut saat era Anies menjabat.
Pramono mengaku tak mau mempermasalahkan perbedaan tersebut. Hal ini kembali ditegaskan oleh Pramono usai debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 lalu.
“Yang penting kan saya yang melanjutkan, bukan fraksi (PDIP) saya,” ujar Pramono saat berkampanye di kawasan Jakarta Utara, Selasa (19/11).
Mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) ini bahkan mengatakan, kendati hanya diusung oleh PDIP, dan satu parpol nonparlemen, Pramono menegaskan dirinya akan menjadi Gubernur Jakarta jika menang, bukan gubernur partai.
“Jadi gubernur, gubernur Jakarta bukan gubernur PDI Perjuangan,” ucap mantan Sekjen PDI Perjuangan ini.