Puan Maharani Miris Lihat Adab dan Sopan Santun Anak Muda, Sindir Siapa?
Namun, bila berbicara struktural, semua harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda.
Cucu Bung Karno ini mengatakan memang saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia.
- Puan Jabarkan Tugas Lima Pimpinan DPR, Sufmi Dasco Urus Politik dan Keamanan
- Puan Maharani Bantah Jika Pencalonan Pramono Anung Bentuk Kompromi ke Istana
- Puan Maharani: Pentingnya Menjaga Etika Berpolitik dalam Berdemokrasi di Indonesia
- Puan Maharani: Pemenang Pileg yang Harusnya Berhak jadi Ketua DPR
Puan Maharani Miris Lihat Adab dan Sopan Santun Anak Muda, Sindir Siapa?
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengaku miris melihat kurangnya adab dan sopan santun anak muda kepada yang lebih tua dalam debat keempat Pilpres 2024 yang diselenggarakan di Balai Sidang JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1) malam.
Hal itu disampaikan Puan saat bertemu dengan kader dan anggota sayap partai PDIP Sumenep di Islamic Center Bindara Saod Sumenep, Jawa Timur, Senin.
"Etika dan perilaku sopan santun anak muda kepada yang lebih tua itu penting sekali sebagai orang Indonesia. Jangan semena-mena, adab ketimuran di Indonesia harus tetap dijaga," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Cucu Bung Karno ini mengatakan memang saat di tempat kerja status dapat dibedakan dengan jabatan dan level tanpa memandang usia. Namun, bila berbicara struktural, semua harus dihormati tanpa memandang yang tua dan muda.
"Tapi hubungan antara yang tua dan muda secara pribadi atau personal, itu harus dihargai. Kalau nggak seperti itu, bukan Indonesia lagi," ujarnya.
Selain itu, Puan meminta kepada seluruh kader PDIP agar tetap semangat menghadapi Pemilu 2024 yang pelaksanaannya menyisakan waktu 22 hari lagi. Dia pun menyatakan PDIP akan tetap hebat meski ada isu mengenai loyalitas.
"Solid! Bukan solid partai lain ya. Boleh warna seragam sama-sama merah, tapi beda lah. Kita berjuang bertahun-tahun, mengalami menang-kalah," ucap Puan.
Puan juga mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan berbagai isu dan dinamika di lapangan. Termasuk apabila ada pihak lain yang mengklaim keberhasilan Pemerintahan saat ini berkat bantuan mereka.
"Di jalan banyak baliho yang mengklaim ‘Partai anu adalah Jokowi’, apa iya? 10 tahun bersama kita aja nggak dianggap keluarga. Ini baru sebentar udah ngaku paling dekat," tambahnya.
"Politik itu kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan. Tapi ya ojo ngono, etika itu ada," sambung dia.
Menurut Puan, politik adalah soal pengabdian. Ia menilai rakyat yang akan menilai bagaimana sosok tokoh pemimpin dari sikap dan keputusannya.
"Berpolitik itu pengabdian. Bapak ibu ada yang maksa tidak masuk PDIP? Tidak kan. Masuk sendiri, keluar juga sendiri. Jadi jangan takut, kita itu banyak tidak sendirian. Partai kita partai besar," tutur Puan.
"Kita bukan lebih hebat, tapi kita lebih banyak. Se-Indonesia itu kita paling banyak. Keluarga besar PDIP. ‘Mereka’ khawatir sama kita," lanjut Puan.
Sementara itu Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah menegaskan Pulau Madura tidak kekeringan ‘merah’. Oleh karenanya ia meminta kader untuk tegak berdiri dan bekerja demi kemenangan Ganjar-Mahfud.
"Pilpres wajib menang. Kalau Pileg relatif aman. Pak Mahfud santri, Mas Ganjar santri. Pak Mahfud NU sebelum lahir, karena abahnya pasti NU, Ibunya pasti NU. Tidak ada yang meragukan ke-NU-an Pak Mahfud," tutur Said.
KPU telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama pada 12 Desember 2023, debat kedua pada 22 Desember 2023, dan debat ketiga pada 7 Januari 2024, KPU menggelar debat keempat yang mempertemukan para cawapres.
Tema debat keempat meliputi energi, sumber daya alam, pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.