Quick count sementara KPU, dua calon Pilkada Kota Malang diciduk KPK keok
Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan hitung cepat melalui form C1 di Pilkada Kota Malang. Di daerah ini dua calon diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Yaqud Ananda Gudban dan Mochamad Anton.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan hitung cepat melalui form C1 di Pilkada Kota Malang. Di daerah ini dua calon diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni Yaqud Ananda Gudban dan Mochamad Anton.
Data masuk hingga pukul 12.57 WIB, sudah 61,50 persen dari 861 dari 1.400 TPS. Pasangan nomor urut satu Ya'qud Ananda dan H. Wanedi memperoleh 44.317 suara atau 19,40%. Lalu H. Anton dan H. Syamsul Mahmdu mendapat 83.252 suara atau 36,45%.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Bagaimana proses tahapan pelaksanaan Pilkada Serentak? Berikut kami rangkum penjelasan kapan Pilkada serentak dilaksanakan, tahapan, manfaat, hingga tantangannya, bisa disimak.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
Sementara, pasangan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko meraih 100.854 suara atau 44,15%. Duet diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat ini sementara unggul.
Dalam situs resmi KPU disebutkan, hitungan cepat ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mengetahui hasil Pilkada serentak 27 Juni 2018 secara cepat dan transparan di seluruh wilayah yang menyelengaran Pilkada.
Data hasil pada hitungan cepat berdasarkan data masuk form C1. Hasil hitungan cepat merupakan hasil sementara dan tidak bersifat final.
"Jika terdapat kesalahan pada model C1 akan dilakukan perbaikan pada proses rekapitulasi di tingkat atasnya," tulis KPU.
Seperti diketahui, Anton, Wali Kota Malang 2013-2018, ditetapkan KPK sebagai tersangka pada Maret 2018. Ia diduga terlibat suap untuk memuluskan pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) tahun anggaran 2015. Anton maju dengan didukung PKB, PKS, dan Gerindra.
Yaqud dicokok KPK untuk dugaan kasus yang sama dengan sang rival, Mochamad Anton. Ia ditetapkan KPK sebagai tersangka pada Maret 2018. Anggota DPRD Malang 2014-2019 itu juga diduga terlibat suap untuk memuluskan pembahasan APBD-P tahun anggaran 2015. Yaqud didukung PDIP, PAN, Hanura, PPP, dan NasDem.
Baca juga:
Baru menikah, Cawalkot Malang Sutiaji pindah pilih TPS
Antusiasme difabel ingin coblos sendiri surat suara, tak mau diwakilkan petugas
KPK sarankan tak pilih calon kepala daerah terjerat korupsi, ini daftarnya
KPU Malang pastikan setiap TPS memiliki alat bantu braille bagi difable
Polres Kota Malang antisipasi politik uang jelang pencoblosan
Dua calon wali kota Malang ditahan KPK, bagaimana hak suara mereka?
Masuki masa tenang, alat peraga kampanye Pilwali Malang diturunkan