Ramai-ramai pentolan KMP bela Ical ketum Golkar yang sah
Mereka mendukung Ical karena merupakan ketua Dewan Presidium KMP.
Konflik di internal Partai Golkar terus memanas. Masing-masing kubu yakni kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan kubu Agung Laksono telah melaporkan kepengurusan hasil Munas masing-masing ke Kemenkum HAM.
Ical pede Munas Golkar di Bali yang diselenggarakannya sah sesuai AD/ART. Begitu pula sebaliknya, Agung Laksono dkk pede Munas di Ancol yang diselenggarakannya sesuai AD/ART dan akan disahkan Kemenkum HAM.
Perang pernyataan antara kedua kubu tak dapat dihindari. Pasalnya, kedua kubu kukuh merasa benar.
Tak cuma dari internal Golkar, sejumlah elite dari Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi tempat Golkar berada, ikut angkat bicara soal kisruh di internal partai beringin.
Umumnya mereka mendukung Ical karena merupakan ketua Dewan Presidium KMP. Berikut komentar para elite KMP membela Ical seperti dirangkum merdeka.com.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
Fadli Zon sebut Munas Golkar Agung Laksono abal-abal
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meyakini Munas Golkar yang sah adalah Munas yang digelar kubu Aburizal Bakrie (Ical) di Bali. Sementara untuk Munas Ancol yang dibuat Agung Laksono dkk, politikus Gerindra ini menyebut sebagai acara abal-abal.
Fadli mengaku paham betul aturan main dalam penyelenggaraan Munas di partai politik. Menurut dia, Munas digelar harus sesuai dengan AD/ART.
"Kalau kami yang kita akui Munas yang sah yaitu Munas yang di Bali. Kita ini kan orang politik, tahu aturan main, ada AD/ART, siapa yang milih ketua DPD, DPC itulah yang sah," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/12).
Fadli Zon minta Menkum HAM cueki kepengurusan Agung Laksono
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon hanya percaya pada Golkar kubu Ical. Dia meminta agar Kemenkum HAM mengabaikan kepengurusan partai yang diajukan Agung Laksono.
"Kalau orang politik yang ngerti yang sah jelas Aburizal, kalau inikan ya apa namanya bukan organisasi Munas karena orang yang datang tidak jelas. Saya kira Menkum HAM abaikan saja yang seperti itu, buang-buang waktu," terang wakil ketua DPR ini di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/12).
Fadli mengibaratkan, Munas bukan soal banyak-banyakan yang datang. Dia menambahkan, yang hadir dalam Munas harus memiliki hak suara.
"Itukan DPD ada DPD 1, DPD 2, jadi dari situ jelas siapa hadir siapa memilih, kalau sekadar banyak-banyakan orang, orang pasar datang kita pakaikan baju partai," tutur dia.
"Yang penting mandat, DPD 1 dan DPD 2 tidak sembarangan, organisasi politik yang ada diatur AD/ART yang bersifat internal pemerintah tidak boleh ikut campur," pungkasnya.
Fahri Hamzah: Yang saya tahu cuma ada Golkarnya Ical
Sekretaris Koordinator Pelaksana Koalisi Merah Putih (KMP) Fahri Hamzah mengaku hanya mengetahui Golkar yang dipimpin oleh Ical. Sebab, Ical adalah ketua presidium KMP.
"Kalau urusan KMP itu urusannya dengan Ical, karena ketua presidiumnya kan Ical. Saya enggak mau tahu, saya cuma ada 2 Golkar itu cuma Golkarnya Ical, yang kami tahu," ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/12).
Wasekjen PKS ini yakin jika Menkum HAM Yasonna Laoly bakal objektif menilai kisruh Golkar. Dia berharap, tidak ada lagi kebijakan menteri-menteri Jokowi yang bertindak di luar konstitusi.
"Saya percaya Menkum HAM baru sekarang ini pastilah lebih cermat lebih baik membaca pertimbangan-pertimbangan yang ada. Jangan ada pelanggaran hukum, menabrak konstitusi. Jadi tidak ada yang mengganggu dan lancar-lancar saja," tegas dia.
Fahri menyerahkan sepenuuhnya kisruh Golkar ini kepada Menkum HAM. Dia yakin Yasonna arif dan bijak menyikapi hal ini.
"CV saja mesti didaftarin, asosiasi ketoprak saja harus didaftarin. Kita percayakan menterinya arif dan bijaksana," pungkasnya.
Prabowo ngakak kubu Agung mau bubarkan KMP
Pada Munas Ancol, anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita berencana akan membubarkan Koalisi Merah Putih (KMP). Menanggapi itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya tertawa.
Prabowo awalnya enggan menanggapi pertanyaan mengenai diadakannya Munas tandingan Golkar kubu Agung Laksono. Dengan mengenakan kemeja putih dia lekas bergegas memasuki ruang acara. Sebab dia akan memberikan pembekalan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Tunas Indonesia Raya (Tidar) di kantor DPP Partai Gerindra, di Jakarta Selatan, Minggu (7/12).
Mantan Danjen Kopassus ini akhirnya menyauti pertanyaan mengenai rencana pembubaran KMP. Bukan dengan kecaman atau komentar sebagaimana mestinya, dia hanya tertawa terbahak-bahak.
"Ha-ha-ha-ha-ha," tawa Prabowo menanggapi soal pembubaran KMP.
Tidak hanya sekali dia tertawa, namun tiga kali. Bahkan pertanyaan lagi yang dilontarkan wartawan tidak digubrisnya dan memasuki ruangan. Tetapi, Letjen (purn) TNI ini membalikkan badan dan menujuk wartawan sambil tertawa keras. "Ha-ha-ha-ha-ha."