Riak perpecahan suara Golkar di Pilgub Jabar
Riak perpecahan suara Golkar di Pilgub Jabar. Keputusan DPP Golkar mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan anggota DPR Daniel Muttaqien membuat kader partai berlambang pohon beringin bergejolak. Pengusungan Ridwan dan Daniel, dalam Pilgub 2018 mendatang dinilai sejumlah kader Golkar Jawa Barat langkah pragmatis.
Keputusan DPP Golkar mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan anggota DPR Daniel Muttaqien membuat kader partai berlambang pohon beringin bergejolak. Pengusungan Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien, dalam Pilgub 2018 mendatang dinilai sejumlah kader Golkar Jawa Barat sebagai langkah pragmatis.
"Kami, pengurus Partai Golkar menolak apa yang dilontarkan DPP. Kami menolaknya," kata Yayan Heryana yang juga ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Nagreg, Kabupaten Bandung, saat memberikan bersama sejumlah PK Partai Golkar di bilangan Jalan Burangrang, Kota Bandung, Selasa (7/11).
Yayan menilai, keputusan DPP itu dinilai sudah menyalahi aturan dan mengkhianati kader. Dia bahkan mengklaim seluruh PK yang ada di Jawa Barat mempunyai sikap yang sama terkait penolakan terhadap RK.
Selain menolak rekomendasi DPP, dalam kesempatan itu para ketua PK mengaku akan tetap mendukung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju sebagai calon gubernur dari Partai Golkar. Dedi Mulyadi yang merupakan Ketua DPD Partai Golkar sebelumnya digadang-gadang diusung dalam Pilgub Jabar 2018.
"Keputusan Itu sudah disepakati dan disetujui oleh semua kader dalam Rakerda di Karawang," ujarnya.
Tak hanya menolak rekomendasi DPP, para ketua PK pun meminta, Dedi Mulyadi, untuk mengambil sikap agar tidak menerima pengusungan terhadap Ridwan Kamil. Bahkan, para ketua PK mengancam bahwa arus bawah tidak akan bergerak untuk menjadi bagian tim pemenangan Ridwan Kamil jika DPP kekeuh pada keputusannya.
"Kami siap menanggalkan baju. Bukan berarti keluar dari Golkar. Kami akan tetap mendukung Dedi Mulyadi kalaupun beliau maju menjadi pilgub tidak diusung Golkar," kata Yayan.
Sementara itu, Dedi Mulyadi mengaku memahami keinginan DPP Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien. Mantan ketua DPD Partai Golkar Purwakarta dan Sekretaris Jenderal DPD Partai Golkar Jawa Barat ini melihat keputusan DPP menjadi bagian dari pendewasaan politik.
Namun menurutnya, keputusan DPP Partai Golkar itu tidak memperhatikan aspirasi kader. Dedi pun berharap keputusan DPP Golkar itu bisa diterima semua kader khususnya Jawa Barat.
"Siapa yang meninggalkan Partai Golkar? Yang ada itu, sikap elit DPP Partai Golkar yang sudah meninggalkan aspirasi kader. Sebagai Ketua DPD, saya akan terus menjalankan doktrin kekaryaan yang digariskan Partai Golkar," kata Dedi saat jumpa pers di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Senin (6/11) kemarin.
Di sisi lain, Golkar sudah menyiapkan sanksi bagi kader yang tidak mengikuti arahan DPP di Pilgub Jabar. Ini karena kesolidan merupakan kunci utama dalam meraih kemenangan dalam kontestasi politik.
"Ada semacam sanksi, karena kan itu peraturan yang harus dilaksanakan dan disepakati oleh semua kader," kata Wakil Sekretaris DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Jawa I Ratu Dian Hatifah saat dihubungi, Selasa (7/11).
Secara pribadi dan institusi partai, Setya Novanto menurut Ratu sudah memerintahkan kepatuhan kader di seluruh tingkatan dalam mengawal pelaksanaan rekomendasi dukungan untuk Ridwan Kamil–Daniel Muttaqien.
Terkait aksi penolakan yang muncul dari arus bawah Golkar Jabar dan pernyataan kesolidan dukungan kepada Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, menurut Ratu, Setya Novanto tidak akan mengubah rekomendasi tersebut. Bahkan Ratu mengimbau kepada Dedi Mulyadi agar tidak pindah partai, meski mendapat dukungan besar dari warga Jawa Barat dan calon partai pengusung seperti PDIP dan Hanura.
"Imbauan kami kepada Kang Dedi agar beliau tidak pindah partai, meskipun mendapatkan dukungan yang besar dari warga Jawa Barat untuk mencalonkan. Acuannya Kartu Tanda Anggota Golkar yang beliau pegang. Kalau tidak patuh, kami ada sanksi, Pak Setnov punya hak preogratif," pungkasnya.
Baca juga:
Dampingi Ridwan Kamil, Daniel minta restu pengurus PWNU Jabar
Golkar akan beri sanksi kader 'mbalelo' dan minta Dedi tak pindah partai
Golkar akan beri sanksi kader 'mbalelo' dan minta Dedi tak pindah partai
Kader akar rumput Golkar tolak pencalonan Ridwan Kamil
Demokrat isyaratkan dukung Deddy Mizwar di Pilgub Jabar
Idrus yakin Dedi Mulyadi tak bakal khianati Golkar
Janji setia Dedi Mulyadi kepada Golkar
Soal Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi sebut komunikasi dengan PDIP terus berjalan
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Siapa saja yang akan bersaing dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta? Ridwan Kamil yang berduet dengan Suswono akan menghadapi pasangan Pramono Anung - Rano Karno serta Dharma Pongrekun - Kun Wardana.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.