Ridwan Kamil buka kartu Gerindra dan PKS & tepis tudingan haus kuasa
Ridwan Kamil buka kartu Gerindra dan PKS & tepis tudingan haus kuasa. Ridwan Kamil tak bisa memenuhi syarat yang diwajibkan Gerindra dan PKS.
Nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tak lagi masuk daftar bakal calon gubernur Jawa Barat yang akan diusung Partai Gerindra. Partai besutan Prabowo Subianto itu terlanjur menyimpan kekecewaan terhadap pria yang akrab disapa Kang Emil.
Gerindra mengaku sudah menawarkan mengusung Ridwan Kamil, tapi ditolak. Partai Gerindra akhirnya merasa ditinggalkan Kang Emil yang memilih menerima pinangan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Gerindra tak mungkin membuka hati untuk Ridwan Kamil karena dia sudah menandatangani kontrak politik dengan NasDem untuk menyukseskan Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Ini berseberangan dengan misi Gerindra yang akan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
Seolah tak terima dituding meninggalkan partai yang berhasil mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Bandung, Kang Emil buka kartu penyebab pecahnya kongsi dengan Gerindra dan PKS. Emil menceritakan bahwa dia telah berkomunikasi intensif dengan dua partai tersebut terkait pencalonannya menuju kursi Jabar 1. Namun ternyata kedua partai itu memberikan syarat untuk Emil. Dan dia tak bisa menerima syarat yang diajukan Gerindra dan PKS.
"Ada yang bilang Pak Wali kok meninggalkan partai pendukungnya? Tidak meninggalkan, dulu juga komunikasi. Cuma Partai Gerindra mensyaratkan saya jadi kadernya (untuk maju Pilgub Jabar), PKS mendahulukan kadernya," ujar Emil kepada wartawan di Aula Koperasi Pegawai Kota Bandung (KPKB), Jalan Wastukancana, Selasa (2/5).
Emil menegaskan, pandangan yang menyebut dirinya telah meninggalkan dua partai pendukungnya adalah keliru. Dia tak bisa kembali rujuk dengan Gerindra dan PKS karena mereka mensyaratkan Emil masuk dalam partai dan tercatat sebagai kader.
"Pertama Saya tidak berpartai, dua saya berkomunikasi, tapi partai pendukung terdahulu memberi syarat. Syarat menjadi kader Partai Gerindra Jabar, Saya kan belum memungkinkan situasi itu. Ke PKS, PKS mendahulukan kader. Jadi posisi memang homeless," ucapnya.
Emil mengaku tidak mungkin memenuhi syarat yang diajukan kedua partai itu. Sehingga Emil membuka komunikasi dengan partai lain. Setiap ada kesempatan bertemu dengan partai politik, Ridwan Kamil mengaku selalu mencoba berkomunikasi. Dia mengaku hampir semua partai politik sudah diajak berkomunikasi. Salah satunya Partai Nasdem. Emil akhirnya sepakat dan menerima pinangan partai besutan Surya Paloh itu untuk bertarung di Pilgub Jabar.
Salah satu pertimbangannya karena NasDem melarang Emil masuk dalam partai apapun termasuk NasDem. Sebagai pemimpin daerah Emil harus menjadi milik seluruh masyarakat dan parpol yang ada.
"Dua situasi itu kan situasi yang tidak ideal buat saya. Terus saya diam? Kan engga. Maka Saya ke yang (partai) lain, ternyata Nasdem mau ya (mengusung di Pilgub Jabar)," katanya
Emil sekaligus menampik tudingan dari sejumlah pihak yang menilai dirinya haus kekuasaan terkait pencalonannya dalam Pilgub Jabar. Dia menegaskan bahwa keikusertaannya di Pilgub Jabar bukan semata-mata karena haus kekuasaan. Apalagi dia harus menuntaskan tugasnya lebih dulu sebagai Wali Kota Bandung.
"Saya cuma mengingatkan ya, ada tudingan Pak Wali haus kekuasaan. Saya bilang kalau haus kekuasaan pastilah saya pilih bertarung di Jakarta, meninggalkan Bandung. Kalau tahun depan mah bukan soal haus kekuasaan tapi selesai tugas saya (sebagai wali kota Bandung). Jadi tidak meninggalkan kewajiban terhadap Kota Bandung," ujar Emil.
Agar tak dicap haus kekuasaan, Emil menyatakan siap jika nantinya gagal melaju dalam arena Pilgub Jabar karena kurangnya dukungan dari partai. Saat ini Emil baru didukung Partai Nasdem yang hanya memiliki 5 kursi di DPRD. Padahal untuk bisa maju sebagai cagub, Emil membutuhkan dukungan parpol yang menguasai 20 kursi di DPRD.
"Saya ini sudah siap tidak jadi. Kan untuk maju gubernur itu 20 kursi, Nasdem cuma 5. Kalau di ujung proses tidak ada yang mau, Saya juga tidak akan maksa tapi orang mah harus ikhtiar," katanya.
Baca juga:
Emil mulai ketar-ketir dihantam isu SARA
Ridwan Kamil sebut Gerindra dan PKS minta syarat untuk Pilgub Jabar
Kang Emil: Kalau haus kekuasaan, saya ke Jakarta tinggalkan Bandung
Ridwan Kamil mulai safari buat Pilgub Jabar 2018 tiap akhir pekan
NasDem lobi Deddy Mulyadi berpasangan dengan Emil di Pilgub Jabar
Klaim didukung Gerindra, Deddy Mizwar sebut tinggal restu Prabowo