Roem Kono: Tujuan MKGR 'Perjuangan' Lemahkan Dukungan Airlangga di Munas
Ketum Ormas MKGR Roem Kono gerah melihat manuver sejumlah kader yang mendirikan MKGR versi baru di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (19/9) kemarin. Dia menyebut, kegiatan MKGR 'Perjuangan' itu ilegal.
Ketum Ormas MKGR Roem Kono gerah melihat manuver sejumlah kader yang mendirikan MKGR versi baru di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (19/9) kemarin. Dia menyebut, kegiatan MKGR 'Perjuangan' itu ilegal.
Acara itu, kata Roem, sangat merusak citra MKGR, karena satu-satunya ormas yang paling solid selama ini adalah MKGR. "Tujuan mereka adalah pelemahan terhadap Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar yang secara massif mendapat dukungan dari daerah-daerah," jelas Roem kepada wartawan, Jumat (20/9).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
Dia melihat, ada niat yang tidak baik dari kekuatan tertentu untuk menghancurkan Golkar melalui orang-orang di internal Golkar, semacam proxy war. Sayangnya, tambah dia, mereka tutup mata demi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.
Roem menginstruksikan kepada semua kader MKGR yang berpikiran waras dan cerdas serta mencintai ormas supaya tenang dan menahan diri karena fakta menunjukkan yang melakukan tindakan tersebut adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Mereka ingin mendapatkan tiket dalam Munas Golkar dengan cara-cara premanisme," jelas Roem.
Dia juga menyerukan kepada DPP tetap berpegang teguh pada AD/ART MKGR. Segala kebijakan organisasi harus sesuai dengan AD/ART. Kita tetap berpijak pada nilai-nilai yang menjadi komitmen kita sebagai organisasi besar.
"Sekali lagi, Saya sangat kecewa dengan adanya campur tangan dan keterlibatan dari tokoh dan sahabat saya Ketua DPR RI, yang ingin menghancurkan MKGR," tambah Roem lagi.
Dia mendukung kader Ormas MKGR yang mengambil langkah hukum kepada oknum-oknum tersebut. Seluruh pimpinan MKGR harus tetap solid dan cerdas. Kepada ketua-ketua di daerah, lanjutnya, terima kasih atas kesetiaanya menjaga marwah MKGR.
MKGR Perjuangan Beda dengan Ormas MKGR
Sebelumnya, Sejumlah pengurus Ormas sayap Golkar, MKGR mendeklarasikan perkumpulan baru bernama MKGR. Hal ini dilakukan karena para pengurus melihat kepemimpinan Roem Kono di Ormas MKGR tidak sesuai harapan.
Arman Amin, Bendum MKGR, mengatakan, dalam Mubes yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (19/9), terpilih Fahd El Fouz Arafiq sebagai ketua umum. Namun Arman menegaskan, MKGR ini berbeda dengan Ormas MKGR yang dipimpin Roem Kono.
"Jadi ini MKGR berbeda dengan ormas MKGR, tapi pengurusnya sama saja," jelas Arman saat dihubungi merdeka.com.
Arman menjelaskan, MKGR dibentuk atas kegelisahan para pengurus Ormas MGKR terhadap kepemimpinan Roem Kono. Dia menganggap, Roem Kono hanya mementingkan kepentingan pribadi ketimbang Ormas.
"Melihat dari kinerja Roem Kono dan kawan-kawannya, ini hanya mementingkan dirinya dan segelintir orang dan tak mau besarkan Ormas kita ini dari situ," tambah Arman.
Arman yang di MKGR kubu Fahd menjabat sebagai Bendahara Umum mengatakan, pihaknya tak mau menggelar Mubeslub untuk menggulingkan Roem Kono. Karena, membutuhkan proses yang panjang dan menciptakan dualisme baru. Karena itu, dia memilih untuk membentuk MKGR versi perjuangan.
Meskipun dia mengakui, MKGR versi Fahd tak memiliki hak pilih di Munas, karena yang diakui kubu Roem Kono. Tapi dia menjelaskan, MKGR ini akan disahkan oleh Bambang Soesatyo apabila menang di Munas nantinya.
"Nanti setelah munas Golkar, siapa yang terpilih, kalau misalnya Bamsoet terpilih, pasti akan mengakomodir kita. Posisi itu yang saat ini kita ambil," jelas dia.
(mdk/rnd)