Said Abdullah: Ibu Megawati Mengajarkan Loyalitas pada Partai, Bangsa dan Negara
Mega yang merupakan mantan Presiden RI kelima dan menjadi ketua umum partai besar tidak pernah memaksakan anak dan keluarganya untuk mendapat karpet merah.
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, mengaku belajar banyak hal dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Selain sebagai pemimpin partai, Said melihat sosok Mega menjadi figur yang memberikan pelajaran tentang arti loyalitas, yakni loyalitas pada partai, bangsa dan kepada negara.
"Ibu Mega mengajari kita arti loyalitas pada partai, bangsa dan negara," kata Said, pada suatu kesempatan.
- Said Abdullah Beberkan Karakter Megawati dalam Mengambil Keputusan
- Peringati Hari Lahir Pancasila, Megawati Suarakan Pemimpin Berjuang Demi Bangsa Bukan Pribadi
- Tak Hadir di Riau Bareng Jokowi, Ini Alasan Megawati Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende NTT
- Bapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah
Said yang sudah menjadi kader PDIP sejak partai tersebut masih bernama PDI melihat perjuangan berat Megawati telah dilalui sejak rezim orde baru. Di mana Mega dan kader-kader PDIP kerap menghadapi ancaman dan teror dari penguasa. Tapi karena hal itulah karakteristik kader PDIP dan Mega sebagai pemimpin kian terbentuk. Sehingga PDIP tumbuh menjadi partai yang kuat secara ideologi dan kader-kader yang punya militansi yang kuat.
Said menambahkan prinsip Megawati dan PDIP dalam memperjuangkan kekuasaan adalah harus diperjuangkan bersama rakyat. Bagi setiap kader yang mendapatkan penugasan merebut kekuasaan melalui jalan elektoral, kewajiban bagi seluruh kader untuk gotong royong. Bahu membahu agar memenangkan pemilihan.
"Kerja politik ini terus kami gelorakan secara disiplin. Semua kader bantingan, iuran, berbagi waktu, tenaga dan pikiran. Bahkan di antara mereka ada yang sakit dan meninggal karena kelelahan," ujar Said.
Said kembali menyinggung mengenai sosok Megawati yang mengajarkan arti kekuasaan yang harus memiliki batasan. Mega yang merupakan mantan Presiden RI kelima dan menjadi ketua umum partai besar tidak pernah memaksakan anak dan keluarganya untuk mendapat karpet merah. Justru Mega menempa anak-anaknya untuk terlebih dahulu menjadi kader militan sebelum mendapatkan jenjang karir politik.
"Ibu Mega mengajari kita arti kekuasaan, beliau tidak memaksakan anak-anaknya untuk mendapat karpet merah, dan menyingkirkan halangan apapun demi hal itu. Beliau menempuh 'jalan sunyi' demi memberi tempat bagi kader-kader bangsa yang memang sepatutnya menjadi calon pemimpin nasional yang hebat," kata Said menambahkan.