Saling Sindir Jokowi dan Anies Baswedan
Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Anies Baswedan terus diisukan memanas. Terjadi sejak pencopotan Anies sebagai Mendikbud pada 2016 lalu.
Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Anies Baswedan terus diisukan memanas. Terjadi sejak pencopotan Anies sebagai Mendikbud pada 2016 lalu.
Hubungan kian renggang saat Anies memenangkan pertarungan Pilgub DKI 2017. Anies sukses kalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Siapa yang berharap Anies bisa bertemu dengan Jokowi? Sebelumnya, anggota tim delapan Koalisi Perubahan Sudirman Said berharap Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
Teranyar, keduanya tampak saling sindir di hadapan publik. Meskipun satu sama lain tidak langsung menyebutkan nama.
Dimulai pasca kunjungan Bakal Capres NasDem, Anies Baswedan ke Bandung, Jawa Barat. Sepulang dari safari politiknya, Anies menggunakan Kereta Argo Parahyangan menuju Jakarta.
"Semoga Argo Parahyangan yang menyenangkan ini tetap bisa kita naiki di tahun-tahun yang akan datang," tulis Anies.
Cuitan ini dilihat oleh 930 ribu orang hingga Selasa (24/1) pagi. Dikomentari oleh 287 netizen dalam unggahan Anies tersebut.
Status Anies dianggap menyindir proyek nasional pemerintah kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebab, pemerintah berencana menghentikan kereta Argo Parahyangan beroperasi apabila kereta cepat telah beroperasi.
Senin (23/1), Anies kembali mengomentari unggahannya yang banyak mengundang reaksi tersebut. Bahkan dia meminta maaf apabila cuitan tersebut memancing banyak emosi netizen.
Namun Anies tak mengomentari isi perdebatan dalam kolom komentarnya. Dia malah meminta maaf karena sedang membaca buku sambil dilipat.
"Ternyata banyak yang terpancing emosi dan protes lihat tweet ini. Saya mohon maaf, insya Allah saya usahakan lain kali tidak pegang buku dengan cara dilipat begitu," kata Anies.
Langsung Dibalas Jokowi
Sindiran ini langsung dibalas oleh Jokowi sehari kemudian. Kepala negara mengungkit kerja Anies saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Jokowi meninjau proyek sodetan kali Ciliwung dan Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta, Selasa (24/1). Dia memuji kinerja Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono yang mampu menyelesaikan pembebasan lahan dengan cepat.
Jokowi menegaskan, banjir Jakarta harus diselesaikan dari hulu ke hilir. Dari hulu telah diselesaikan bendungan Ciawi dan Sukamahi. giliran Jakarta yang perlu diselesaikan yakni sodetan kali Ciliwung.
"Sebentar lagi akan selesai mungkin April Insya Allah sudah selesai sodetan Ciliwung yang sudah berhenti 6 tahun," kata Jokowi.
Jokowi bercerita, dalam wakut satu setengah bulan telah selesai pembebasan lahan. Sehingga pengeboran bisa dilanjutkan kembali.
Dia yakin, proyek ini mampu menyelesaikan persoalan banjir di ibu kota. Setidaknya proyek sodetan ini mampu mengurangi volume air mencapai 63 meter per kubik.
"Gede sekali. Karena terowongan ini salurannya ini, kanan 3,2 meter, kiri terowongannya 3,25 meter. Sepanjang 1,3 kilometer. Kalau nanti sudah berfungsi sangat mengurangi banjir yang ada di Jakarta," kata Jokowi.
Selanjutnya, tinggal pompa air dan normalisasi sungai-sungai di Jakarta yang harus rutin dilakukan. Ditambah pembangunan giant sea wall untuk menahan banjir rob di utara Jakarta.
Ihwal 6 tahun proyek tersebut mangkrak, Jokowi menegaskan, hal itu karena pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Namun, di tangah Heru Budi semua bisa selesai dengan singkat.
"Pembebasan. Tadi saya sampaikan. Dikerjakan oleh pak gubernur Heru, saya enggak tahu pendekatannya apa, tapi selesai. Makanya saya ke sini tadi karena sudah selesai," tegas Jokowi.
Analisis Hubungan Jokowi dan Anies Baswedan
Pengamat Politik Ujang Komaruddin menilai, antara Jokowi dan Anies telah menujukkan arah politik dalam dua kutub yang berbeda.
Yang satu pemerintahan saat ini, kata Ujang, pihak lain dianggap orang luar pemerintahan atau dianggap anti pemerintahan. Ujang tak kaget apabila antara Jokowi dan Anies atau para pendukungnya saling serang dan nyinyir satu sama lain. Bahkan sudah dia prediksi lama, dinamika politik demikian akan terjadi.
"Karena bagaimanapun politik itu sejatinya kita melihat membangun narasi dan narasi yang dikembangkan keduanya ingin membangun citra masing-masing di saat yang sama ingin mendegradasi satu sama lain. Itu yang tidak terhindarkan dalam politik," ujar Ujang saat dihubungi merdeka.com, Senin (30/1).
Dalam konteks saling sindir ini, kata Ujang, kepentingan antara Jokowi dan Anies memang berbeda. Justru aneh, kata dia, kalau mereka kompak.
"Aneh kalau mereka misalkan bersatupadu. Karena sejatinya mereka saat ini dalam konteks kepentingan politik kepentingannya enggak sama. Kepentingannya berbeda. Seperti minyak dan air," katanya.
Begitu juga dalam konteks Pemilu 2024, Anies diusung oleh NasDem sebagai Capres. Sementara Jokowi, Ujang melihat lebih mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
"Anies ingin membangun narasi politik dalam konteks pencapresan dia. Di saat sama Jokowi tidak membiarkan narasi Anies itu berkembang dengan bagus atau baik-baik saja. Maka silang pendapat dan saling kritik," imbuhnya.
Namun, Ujang menegaskan, kritik satu sama lain yang terjadi saat ini masih dalam taraf yang wajar. Sebab, saling kritik dalam politik lumrah terjadi.
"Yang penting jangan sampai saling menghina. Jangan sampai saling mendegradasi satu sama lain. Silakan saja saling kritik dengan objektif dengan konstruktif. Biar publik atau rakyat yang menilai siapa yang memang bekerja dengan baik mana yang pencitraan," kata Ujang.
(mdk/rnd)