SBY Ibaratkan Kritik Seperti Obat Pahit, Sanjungan Layaknya Gula
"Obat itu rasanya ‘pahit’. Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Kritik itu laksana obat," kata SBY seperti dikutip dari Twitter pribadinya, @sbyudhoyono, Sabtu (13/2).
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengibaratkan kritik seperti obat pahit. Namun dampaknya baik bagi tubuh.
"Obat itu rasanya ‘pahit’. Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Kritik itu laksana obat," kata SBY seperti dikutip dari Twitter pribadinya, @sbyudhoyono, Sabtu (13/2).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Diketahui, sebelumnya Sudaryono merupakan asisten pribadi (aspri) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada 2010 lalu. Tak hanya itu, Sudaryono merupakan Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
SBY melanjutkan, namun obat pahit harus memiliki kadar yang cocok untuk menyembuhkan. Begitu pula kritik yang juga semestinya memiliki tingkat kewajaran dan penyampaian yang tepat.
"Jika obatnya tepat & dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat. Kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan," cuit SBY.
Namun dia mengingatkan, kontradiktif daripada obat dan kritikan adalah gula dan pujian. Menurut dia, siapa pun yang terlau banyak makan gula akan berakibat fatal, rasa manis akan mematikan kesehatan karena diabetes. Begitu pula dengan pujian yang berlebih, dapat menyebabkan kegagalan.
"Pujian & sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan & hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan," SBY menandasi.
Perihal kritikan ini mencuat usai Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk aktif menyoroti pemerinah. Kritikan diminta Jokowi haruslah pedas dan keras. Namun hal itu menurut pandangan masyarakat bertolak belakang dengan realita. Ketika kritikan disampaikan, maka ada ancaman penjara menanti.
Karenanya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla juga menyinggung hal tersebut. Pria karib disapa JK ini, mempertanyakan bagaimana masyrakat bisa melakukan kritik tanpa takut ditangkap polisi.
"Bagaimana mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi? ini tentu menjadi bagian upaya kita semua," kata pria karib disapa JK seperti dikutip Liputan6.com dalam acara mimbar demokrasi di kanal daring Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sabtu (13/2/2021).
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Cerita Pahit Konglomerat Tajir Melintir, Pernah Cuci Piring Sampai Dibentak Pelanggan
Pria Ini Asyik Gombalin Cewek Cantik, Pas Tahu Polwan Minta Ampun Tak Ditangkap
Moeldoko Disebut Mau Ambil Paksa Demokrat & Sindiran Keras SBY soal Moral Berpolitik
SBY: Siapapun Memegang Kekuasaan Politik, Banyak Cara Lebih Bermoral dan Beradab
SBY Kenang Tausiah Sejuk Syekh Ali Jaber saat Ani Yudhoyono Sakit
Viral Foto Baliho SBY 'Jual' Nasi Goreng, Berawal dari Cuitan Ini