'Secara politik, Jokowi akan lemah jika menjauh dari PDIP'
"Karena apapun Joko Widodo lahir dari PDIP, dan tumbuh berkembang dengan pijakan PDIP."
Sejumlah pihak dinilai memiliki kepentingan besar untuk menjauhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan partai pengusung utamanya PDIP, melalui kisruh KPK-Polri. Karenanya, Jokowi diharap berhati-hati karena akan bisa membuatnya tergelincir dalam upaya sejumlah pihak dan elite yang berusaha menjauhkannya dari partai yang selama ini membesarkannya.
Direktur Eksekutif POINT Indonesia, Karel Susetyo berpendapat, di balik konflik KPK-Polri, tersirat sebuah pesan politik yang serius kepada presiden agar dirinya menjauh dan bahkan secara ekstrim berpisah dengan PDIP. Jika hal ini tidak disadari Jokowi, tentu akan membuat presiden menjadi lemah secara politik.
"Momentum ini kalau tidak disadari oleh Joko Widodo, akan membuat dirinya menjadi lemah secara politik. Tanpa pijakan yang kuat. Karena apapun Joko Widodo lahir dari PDIP, dan tumbuh berkembang dengan pijakan PDIP, sehingga bisa berada pada posisi tertinggi saat ini," kata Karel di Jakarta, Kamis (12/1).
Oleh karena itu, wajar jika seharusnya Jokowi menjaga kesinambungan dengan partai yang membesarkannya sejak mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo. Pilihan politik Jokowi pun selayaknya sejalan dengan kebijakan PDIP yang membawa sebagian besar aspirasi rakyat melalui keberhasilannya sebagai partai pemenang pemilu.
Sedangkan terkait kasus Budi Gunawan (BG), Karel menjelaskan, PDIP tentu punya pertimbangan matang dalam mendukung pencalonannya sebagai Kapolri oleh presiden. Artinya, dukungan itu tak semata didasari pada kedekatan BG dengan PDIP saja.
"Tapi mungkin juga karena BG dianggap mampu menjalankan program Nawa Cita dalam bidang hukum dan keamanan," tegasnya.
Karel menambahkan, PDIP mungkin juga memandang Presiden Jokowi sepantasnya segera melantik BG sebagai kapolri karena hal itu sesuai dengan UU Kepolisian. Apabila pelantikan itu urung dilaksanakan, maka Jokowi potensial dipertanyakan soal konsistensinya terhadap Nawa Cita dan Trisakti karena mengesampingkan amanah konstitusi.
"Jelas kalau tidak melantik BG sebagai Kapolri, akan dianggap sebuah tindakan fatal di masa awal pemerintahannya. Selain juga menunjukkan bahwa Jokowi tak seiring sejalan dengan partainya sendiri, yakni PDIP. Akan banyak pihak mengambil keuntungan politik dari situasi ini dan semoga Joko Widodo segera sadar," jelasnya.
Baca juga:
Kisruh KPK-Polri berlarut, langkah pisahkan Jokowi-PDIP akan mulus
'Bunuh diri politik jika Jokowi berpisah dari Megawati dan PDIP'
'Bunuh diri politik jika Jokowi berpisah dari Megawati dan PDIP'
Mantan pesaing Jokowi, mencalonkan diri sebagai wali kota Solo
PDIP ancam 'Trio Macan Istana' jangan coba ganggu Nawa Cita Jokowi
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta? Meski pernah menjadi kompetitor di Pilpres, PDIP belakang mulai rajin memuji Anies sebagai sosok yang layak diusung sebagai Cagub Jakarta. Bahkan, PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta. "Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya," Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan. Menurut Utut, sosok Anies memiliki modal yakni popularitas dan elektabilitas untuk bisa memenangi perebutan kursi Gubernur.
-
Mengapa Prabowo dikatakan dapat menjembatani hubungan Jokowi dengan PDIP? Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Ketua Umumnya yakni Prabowo Subianto akan menjadi jembatan untuk mengembalikan lagi hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.