Sekjen PDIP: Jokowi lembut dan merangkul, kalau yang satu kaku dan marah-marah
Sekjen PDIP memuji sosok Jokowi sebagai pemimpin yang humanis. Sementara lawan Jokowi, justru bertolak belakang. Rakyat bisa menilai sosok Jokowi dan Prabowo.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto enggan mengomentari turunnya elektabilitas ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto dari 31,3 persen menjadi 29,0 persen berdasarkan survei lembaga Indikator. Namun, Hasto menyebut Prabowo dan Joko Widodo memiliki gaya kepemimpinan berbeda.
Dia memuji sosok Jokowi sebagai pemimpin yang humanis. Sementara lawan Jokowi, justru bertolak belakang. Rakyat bisa menilai sosok Jokowi dan Prabowo.
-
Apa yang disita dari Hasto Kristiyanto oleh penyidik KPK? Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto melaporkan penyidik KPK ke Dewas KPK dan Komnas HAM? Dia menceritakan sempat terjadi cekcok dengan penyidik gara-gara handphonenya disita dari tangan asistennya. Pun pada saat pemeriksaan itu juga belum memasuki pokok perkara.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
"Kalau Pak Jokowi itu kan lembut, merangkul, tersenyum, kadang tertawa, kreatif. Kalau yang satu kok agak kaku, kok pakai marah-marah, misalnya seperti itu. Kalau ini kan beda, buat kami itu style pemimpin," kata Hasto di kantor Ruangguru.com, Jalan Tebet Dalam, Jakarta Selatan, Jumat (4/5).
Di balik perbedaan gaya kepemimpinan dua sosok itu, Hasto menilai seorang pemimpin harus bisa membawa harapan. Bukan memecah belah rakyat.
"Seorang pemimpin itu membawa kegembiraan karena dia percaya bahwa di tangan pemimpin ini saya akan bisa lebih baik. Bukan khawatir," tegasnya.
Hasto mengklaim, kepemimpinan Jokowi akan mampu mengangkat harkat martabat rakyat serta membangun tradisi yang berkebudayaan.
"Nah itu yang akan kami bangun, tradisi kita yang berkebudayaan sebagai bangsa timur, kuliner kita yang luar biasa, itu yang harusnya diangkat oleh pemimpin," ujar Hasto.
"Mengangkat harkat dan martabat rakyat yang paling miskin sekalipun. Sehingga mereka punya harapan bahwa di bawah kepemimpinan pak Jokowi, saya bisa lebih baik," sambungnya.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengungguli rivalnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Elektabilitas Jokowi mencapai 60,6 persen, sementara Prabowo 29,0 persen, sisanya 10,4 persen menyatakan tidak tahu.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, survei yang melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak ini digelar sebelum Prabowo menerima mandat capres dari Gerindra.
Dari hasil survei ini, kata Burhanuddin, tren elektabilitas Jokowi meningkat dibandingkan saat survei September 2017, yang berada di angka 58.9 persen. Sementara Prabowo, turun dari 31,3 persen.
Namun, "penurunan ini tidak signifikan karena masih dalam rentang margin of error," kata Burhanuddin.
(mdk/noe)