Sekjen PDIP: Pencapresan Ganjar Lahir dari Proses Bu Mega dan Pak Jokowi Tanggal 18 Maret
Hubungan Presiden Jokowi dengan PDI Perjuangan belakangan memanas pasca Wali Kota Solo Gibran.
Hubungan antara PDIP dengan Jokowi kini sedang memanas
Sekjen PDIP: Pencapresan Ganjar Lahir dari Proses Bu Mega dan Pak Jokowi Tanggal 18 Maret
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah mengajak PDIP membangun koalisi besar. Namun, koalisi itu tak terbentuk karena PDIP keburu mendeklarasikan Ganjar.
Hasto mengungkapkan, bahwa pencapresan Ganjar justru adalah hasil dari proses yang melibatkan Presiden Jokowi. Bahkan frasa 'rambut putih' yang kerap disematkan ke Ganjar, juga berasal dari Presiden Jokowi.
- Tak Bahas Soal Gibran, Prabowo Ungkap Jokowi Ingin Tiga Bacapres Adu Gagasan saat Ajak Makan Siang di Istana
- Presiden Jokowi Setujui Mahfud MD Jadi Cawapres Ganjar
- Jokowi Bicara Kasus Korupsi Mentan Syahrul, Sosok Pengganti Sampai Dugaan Pemerasan Pentolan KPK
- Jawaban Jokowi Diusulkan Pimpin PDIP Gantikan Megawati
"Lah Pak Ganjar lahir dari proses bersama Pak Jokowi. Pada tanggal 18 Maret kalau tidak salah, ada pertemuan 3 jam, 2 jam dengan Ibu Mega, satu jam kami ikut mendampingi bersama Mas Pramono Anung, di situ sebenarnya sudah disepakati untuk mencalonkan Pak Ganjar Pranowo,"
kata Hasto, saat ditemui di GBK, Jakarta, Kamis (2/11).
merdeka.com
Menurut Hasto, seharusnya yang diributkan bukan soal koalisi besar atau tidak. Tetapi, bagaimana proses yang dilakukan demi menghasilkan pemimpin yang menjawab persoalan bangsa dan negara. Oleh karena itu, lahirlah pasangan Ganjar-Mahfud MD.
Terkait apakah artinya dari pertemuan Megawati dengan Presiden Jokowi itu, ada kesepakatan mendukung Ganjar. Hasto pun tak menjawab secara detail.
"Pak Ganjar lahir kan yang mengatakan rambut putih siapa? Kan itu dicatat oleh rakyat," ucap Hasto.
Hasto menilai seseorang bisa berubah, namun, Megawati bersama PDIP akan tetap kokoh berjuang.
Kekokohan yang sama yang pernah ditunjukkan sejak Pangeran Diponegoro, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Laksamana Malahayati.
"Semua kan berjuang demi kemerdekaan. Meskipun menghadapi tantangan-tantangan, tapi bangsa Indonesia ini bangsa yang sangat konsisten. Konsistensi itulah yang ditangkap juga oleh ibu Megawati Soekarnoputri dan kami semua sebagai karakter dari bangsa ini. Bangsa kita tak pernah berubah-ubah. Ketika ada yang berubah pasti ada tanda tanya,"
imbuh Hasto.
Sebagai informasi, hubungan Presiden Jokowi dengan PDI Perjuangan belakangan memanas pasca Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka maju sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) mendampingi Prabowo Subianto.
Gibran yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi itu ikut kontestasi Pilpres 2024 saat statusnya masih menjadi kader PDIP.