Senior LIPI Nilai Golkar Sukses Hadapi Pilkada 2020
"Akan tetapi, saya kira Partai Golkar termasuk yang paling sukses. Mungkin bahkan tidak meleset jauh dari target awal," ujarnya.
Peneliti senior LIPI Prof. Siti Zuhro menilai, pencapaian kemenangan pasangan calon (paslon) yang diusung Partai Golkar dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 cukup fenomenal.
"Apa yang dicapai kader-kader Partai Golkar pada tanggal 9 Desember lalu itu terhitung luar biasa," kata Siti Zuhro, dikutip dari Antara, Senin (14/12).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
Siti Zuhro juga memberi selamat atas pencapaian kader-kader Partai Golkar di Pilkada Serentak 2020.
Dalam pencoblosan yang digelar pada tanggal 9 Desember 2020 di 270 daerah pemilihan se-Indonesia, partai yang dipimpin Airlangga Hartarto itu memenangi 165 daerah pemilihan.
Hasil Pilkada Serentak 2020 yang digelar di 270 daerah memang belum diumumkan secara resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena masih terus melakukan perhitungan akhir.
Namun, dari sejumlah hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga penelitian yang kredibel, Golkar banyak memimpin di sejumlah daerah.
"Akan tetapi, saya kira Partai Golkar termasuk yang paling sukses. Mungkin bahkan tidak meleset jauh dari target awal," ujarnya.
Menang 70 Persen
Dia mencontohkan, Golkar di beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, mampu mendudukkan kadernya memenangi Pilkada Serentak 2020, seperti kader Golkar Anser Silalahi mampu menang 76 persen suara di Kota Pematang Siantar.
Tentu yang paling fenomenal adalah kemenangan di Pilkada Tangerang Selatan, kata dia, saat Golkar maju sebagai partai tunggal mengusung pasangan Benjamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan.
Dalam Pilkada Tangsel, Golkar berkat soliditas kader dan anggota partai mampu meruntuhkan dinasti politik yang dibangun oleh partai-partai lain.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sejak awal sudah mematok target kemenangan sebesar 60 persen. Namun, dalam penghitungan cepat yang sudah dilakukan melampaui target tersebut dengan merebut kemenangan hingga 61,11 persen.
Siti Zuhro menegaskan bahwa pilkada serentak merupakan kontestasi calon kepala daerah yang didukung politik partai dan antarpartai yang perlu perhitungan matang untuk menjalaninya.
Program yang ditawarkan atau diusung oleh calon kepala daerah yang bersinergi dengan strategi yang dibuat oleh partai, seperti Golkar, menjadi kunci kemenangan.
"Tentu pemetaan kondisi masyarakat di setiap dapil harus benar-benar baik. Dari pemetaan ini harus melibatkan kalangan pemilik suara, voters, atau perilaku pemilih," pungkasnya.
(mdk/rnd)