Sepakterjang duo mantan jenderal bintang empat pembela Jokowi
Presiden Jokowi dalam berbagai momen terkadang menjawab sendiri kritik dari oposisi. Tapi, terkadang orang-orang dekat Presiden Jokowi dalam lingkaran Istana yang membela.
Selama empat tahun memimpin Indonesia, Presiden Jokowi sering mendapat kritik dari oposisi. Pihak oposisi menilai, pemerintahan Jokowi banyak kekurangan, bahkan dinilai gagal.
Namun, Presiden Jokowi dalam berbagai momen terkadang menjawab sendiri kritik dari oposisi. Tapi, terkadang orang-orang dekat Presiden Jokowi dalam lingkaran Istana yang membela.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa saja yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Sejumlah petinggi PT Vale Indonesia Tbk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/8) pagi. Petinggi PT Vale yang datang ke Istana di antaranya Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani, dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Nah, dari beberapa pembela Jokowi, ada dua mantan jenderal yang vokal membela saat presiden diserang kritik. Berikut sepakterjangnya:
Moeldoko, mantan panglima TNI
Sosok Moeldoko dalam berbagai pernyataannya vokal mengkritik balik para oposisi. Moeldoko adalah seorang mantan Panglima TNI. Sebelumnya dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Setelah pensiun dari dunia militer, Moeldoko ditunjuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia oleh Jokowi. Dia dilantik oleh Presiden Jokowi pada pada 17 Januari 2018.
Sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko memiliki tugas menyelenggarakan pemberian dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan pengendalian program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.
Moeldoko kritik keras oposisi
Setiap kali Presiden Jokowi diserang kritik, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko selalu membela Jokowi. Seperti ketika Prabowo Subianto mengatakan 99 persen rakyat Indonesia masih hidup pas-pasan. Moeldoko menganggap pernyataan Prabowo tidak berbasis data dan fakta.
"Kita bicara by data, bukan by nyeplos. Kita ini kan dikontrol semua orang. Kalau pemerintah bicara sembarangan, enggak bisa. Karena dikontrol oleh semua. Bank dunia atau semuanya ya ngetawain. Kalau ngomongnya enggak by data, tapi by perasaan, ya," kata Moeldoko.
Selain itu, saat beberapa pihak menganggap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA) salah arah, Moeldoko juga menjelaskan. "Cara melihatnya jangan begitu sempit. Seolah-olah bangsa kita jadi penakut begitu. Maaf agak kasar ngomongnya saya. Jangan, kita enggak boleh takut hadapi situasi ini, karena kita hidup di situasi global. Yang penting ada adalah ketegasan," kata Moeldoko.
Luhut Binsar Pandjaitan mantan jenderal TNI
Selain Moeldoko, ada sosok Luhut Binsar Pandjaitan. Ia juga seorang pensiunan jenderal bintang empat. Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81.
Pada masa pemerintahan BJ Habibie, Luhut diangkat menjadi Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura. Lalu pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, dia dipercaya sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia.
Kemudian di era Jokowi, Luhut pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia. Tak berlangsung lama, saat ada pergantian menteri, Luhut diberi tugas baru sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Kemudian pada 27 Juli 2016, dia diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Luhut selalu bela Jokowi
Sama seperti Moeldoko, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan kerap membela habis-habisan ketika Presiden Jokowi diserang kritik. Terlebih saat kritikan itu menjatuhkan Presiden Jokowi, Luhut selalu pasang badan membela Jokowi.
Seperti ketika Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengatakan utang pemerintah Indonesia saat ini terus meningkat menjadi sekitar Rp 9.000 triliun. Menko Luhut menilai jika Prabowo tidak mengerti mengenai utang pemerintah. "Kalau enggak ngerti, gak usah diomongin lah. Kita (pemerintah) gak bego-bego amat," kata Luhut.
Selain itu, Luhut sempat tak terima saat Presiden Joko Widodo disebut 'ngibul' oleh politikus senior Amien Rais. "Ada senior kasih sertifikat ngibulin. Apa yang ngibulin. Sertifikat itu prosesnya panjang dan berbelit. Sekarang cepat dan banyak. Saya pikir kita nggak bisa asal ngomong. Dia 70 tahun, saya kan 70 tahun juga," kata Luhut.
(mdk/has)