Seri Revolusi Mental (4): Empati menumbuhkan optimisme bangsa
Kemajuan sebuah negara bukan terletak pada kekayaan alamnya.
Indonesia masa kini didera berbagai masalah, baik sosial maupun ekonomi, yang datang bertubi-tubi seakan tanpa henti. Ini diperparah dengan kehadiran negara yang minim. Ini membuat sebagian dari kita menjadi galau, bahkan frustasi. Apa yang bisa dilakukan oleh bangsa ini menghadapi situasi tersebut?
Mari kita melihat ke dalam diri bangsa ini. Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam berupa bahan-bahan tambang dan mineral yang begitu banyak dan beragam. Tanahnya yang subur dan berada di iklim tropis membuat kita dianugerahi berbagai macam kekayaan hayati. Keragaman budaya dari berbagai suku di Indonesia pun telah diakui sebagai yang paling kaya di dunia. Namun kekayaan ini belum bisa dikonversi menjadi kesejahteraan yang berkeadilan bagi rakyatnya.
Di sisi lain, negara-negara lain yang tidak memiliki kekayaan alam justru bisa terus maju. Korea Selatan dan Singapura misalnya. Ini mengindikasikan bahwa kemajuan sebuah negara bukan terletak pada kekayaan alamnya. Jika melihat bagaimana kedua negara tersebut membangun dirinya, akan didapati bahwa aspek manusia menjadi penentu. Lebih detail, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor kuncinya.
Pertanyaannya, apakah bangsa Indonesia telah memiliki manusia yang cukup berkualitas? Secara individu, orang Indonesia tidak kalah hebat dibandingkan dengan mereka yang berasal dari bangsa-bangsa yang telah maju. Bahkan, beberapa ilmuwan Indonesia laris manis dikontrak oleh negara-negara tersebut. Sebagai contoh, negara Jepang banyak mempekerjakan pemuda Indonesia untuk menjalankan riset-riset berteknologi tinggi.
Lalu mengapa Indonesia masih terpuruk? Salah satu jawabannya adalah, bangsa ini masih gagap dalam memberdayakan manusia-manusianya. Banyak ilmuwan harus pusing karena kekurangan dana, minimnya fasilitas, dan samarnya arah kebijakan iptek.
Orang-orang baik dan pintar harus rela terlempar karena tidak diberikan ruang di dalam organisasi pemerintahan. Pengusaha-pengusaha nasional mesti berjibaku dengan raksasa-raksasa asing yang menyerbu tanpa pandang bulu. Sementara itu, inisiatif-inisiatif warga kian tergerus oleh kebijakan negara yang tidak ambil pusing dengan kepentingan rakyat kecil.
Di titik ini lah bangsa Indonesia harus mereorganisasi dirinya. Merapatkan barisan dan membangun visi bersama. Tujuannya, agar rakyat berdaya secara kolektif, baik dalam sisi karakter maupun kapasitas pengetahuan dan teknologinya.
Namun perlu diperhatikan pula bahwa manusia-manusia Indonesia sangat beragam. Oleh karena itu, pengorganisasian tersebut harus ditumbuhkan di atas paradigma yang melihat keberagaman sebagai sebuah kekayaan agar kita bisa saling belajar, bukan sebagai ancaman.
Dengan demikian, Indonesia membutuhkan figur pemimpin yang mampu mengorkestrasi dinamika dan irama rakyatnya, bukan menyeragamkan nada yang disukainya. Pemimpin yang mampu merajut bangsa yang kuat dari keragaman kepentingan dan cita-cita rakyatnya. Pemimpin yang pintar mendengarkan dengan suara rakyat penuh empati, sehingga membangkitkan bangsa ini untuk bergerak bersama berbekal rasa saling percaya dan saling peduli. Jika demikian, maka rakyat Indonesia akan yakin dengan kemampuan dirinya, sehingga menumbuhkan harapan dan optimisme yang menjadi bahan bakar bagi kemajuan bangsa. (Ismail Al Anshori, Mahasiswa Program Magister Studi Pembangunan ITB)
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Apa yang membuat kata-kata promosi jualan menarik? Kata-kata promosi jualan yang menarik bisa membuat pelanggan berdatangan silih berganti. Tak sekedar menambah daya tarik, promosi yang unik juga membuat dagangan kita semakin dikenal.
-
Apa yang membuat iklan jualan kendaraan ala bapak-bapak ini lucu? Perhatikan tingkah laku para pria ini saat menjual kendaraan secara online. Sungguh membingungkan!
-
Kenapa kata-kata lucu penting di banner wisuda? Kata-kata untuk banner wisuda lucu menjadi salah satu cara untuk menambahkan sentuhan humor dalam perayaan penting ini.
-
Apa saja kata-kata promosi yang efektif dan menarik pembeli? Ada beragam kata yang perlu dirangkai untuk membentuk kalimat ajakan yang menarik dan menjanjikan para calon pembeli. Kata-kata promosi sebenarnya dapat Anda rangkai melalui bahasa sehari-hari. Selain itu, menggunakan beragam diksi yang menarik dan bersifat ajakan juga perlu ditambahkan ke kata-kata promosi Anda.