Setya Novanto klaim selalu hindari pembicaraan proyek e-KTP
Setya Novanto klaim selalu hindari pembicaraan proyek e-KTP. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto bersumpah tidak menerima aliran dana korupsi proyek e-KTP. Bahkan, Setnov, begitu dia disapa, mengklaim selalu menghindar jika ada pihak yang membicarakan soal proyek e-KTP ketika masih menjabat Ketua Fraksi.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto bersumpah tidak menerima aliran dana korupsi proyek e-KTP. Bahkan, Setnov, begitu dia disapa, mengklaim selalu menghindar jika ada pihak yang membicarakan soal proyek e-KTP ketika masih menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar.
"Yang jelas saya tidak pernah membicarakan jauh, kalau bicara e-KTP saya selalu menghindar," kata Setnov melalui pesan tertulisnya, Selasa (7/3).
Sebagai Ketua fraksi saat itu, Setnov mengklaim kerap membatasi diri untuk ikut membahas pengadaan e-KTP di Komisi II. "Karena hal-hal ini kan sudah melalui proses di komisi II jadi saya batasin. Kalau ada yang mau ngajak ngomong saya enggak mau, ya saya batasin," terangnya.
Ketum Partai Golkar ini juga meyakini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengetahui secara jelas dirinya tidak menerima aliran dana proyek e-KTP. Oleh karenanya, Setnov percaya lembaga antirasuah itu akan bertindak profesional mengusut kasus tersebut.
"Begini, kita percayakan kepada penyidik dan tentu apa yang disampaikan KPK maupun pimpinannya melalui metode follow the money jadi follow the money itu kan KPK pasti bisa mengetahui. Alirannya itu dari mana yang menerima siapa, tanggalnya kapan dan itu uangnya kemana, siapa yang memberikan, pasti KPK itu bisa mengetahui," klaimnya.
KPK diminta segera membuktikan keterlibatan anggota-anggota DPR yang namanya disebut-sebut menerima aliran dana korupsi e-KTP. Apalagi, lanjutnya, pemberitaan soal nama-nama anggota DPR yang diduga terlibat dalam kasus ini terus bergulir dengan massif.
"Nah ini penting semua ini akan jadi pembuktian, jangan sampai salah, Kasihan juga anggota DPR mereka tidak pernah menerima terus diberitakan menerima, ini kasihan mereka, kasihan keluarganya, kasihan familinya, kasihan anak-anaknya kadang-kadang hal-hal yang belum pasti tapi sudah di isukan," pungkasnya.