'Setya Novanto tahanan KPK, Golkar rugi jika diam saja'
Golkar masih sangat solid. Tetapi mengingat status hukum yang telah disandang Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP, Golkar harus segera mengambil sikap.
Desakan mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk melengserkan Setya Novanto dari kursi Ketua Umum Partai Golkar semakin gencar. Dorongan untuk mengganti Novanto tidak hanya muncul dari para anggota tetapi juga politisi senior Golkar. Mulai dari Akbar Tandjung hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Mantan fungsionaris Partai Golkar, Poempida Hidayatullah melihat, usulan mengganti ketum yang disampaikan JK semata-mata karena ingin mempertahankan eksistensi partai. Poempida menilai, JK ingin partai berlambang pohon beringin itu berhasil menang dalam pemilihan umum 2019.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Apa itu Golok Sulangkar? Untuk golok berbahan pijakan kuda serta bekas ranjang tua ini dinamakan golok Sulangkar.
-
Kenapa Golok Sulangkar dianggap sakral? Bagi masyarakat Banten, golok Sulangkar menjadi senjata tradisional yang sakral. Ini terkait bahan bakunya yang menggunakan besi tua yang disinyalir tetap hidup saat dijadikan bahan golok.
"Saya melihat JK ini ingin Golkar selamat meski dalam konteks Golkar dia akan survive, tapi Pak JK pribadi tak ingin Golkar hanya survive tapi juga menang. Karena itu beliau mendorong Munaslub sesegera mungkin," katanya di Dalam diskusi bertajuk 'Dramaturgi Setya Novanto' di Cikini, Jakarta pusat, Sabtu (18/11).
Dia mengakui, sejauh ini Golkar masih solid. Tetapi di lain sisi dia juga berharap bahwa Golkar bisa kuat menghadapi situasi yang membelit Ketua Umumnya saat ini.
Setali tiga uang, Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto juga memiliki penilaian sama. Golkar masih sangat solid. Tetapi mengingat status hukum yang telah disandang Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP, Golkar harus segera mengambil sikap.
"Saat ini kan posisinya sudah tahanan KPK, jadi kalau Golkar diam, ya Golkar yang rugi," kata Heri.
Heri menyarankan pengurus Golkar untuk segera mencari solusi terkait dengan permasalahan Setya Novanto dan imbasnya ke partai. Sebab sebentar lagi akan memasuki tahun politik. "Kemudian momen 2019, sehingga harus ada solusi sesegera mungkin untuk pembenahan," tandasnya.
Untuk diketahui, Setya Novanto sudah ditetapkan kembali sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP untuk yang kedua kalinya pada 10 Oktober 2017 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Novanto sempat menjadi buronan KPK. Karena saat rumahnya ingin ditangkap di kediamannya, Ketua DPR itu melarikan diri.
Sehari setelah itu, Setya Novanto mengalami kecelakaan. Mobil Toyota Fortuner B 1732 ZLO yang ditumpanginya menabrak tiang listrik di Jalan Permata Berlian, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pasca kecelakaan, ketua umum Golkar itu segera dilarikan ke Rumah Sakit Permata Hijau.
(mdk/noe)