Siapa berani tandingi SBY pimpin Demokrat?
Meski SBY belum memutuskan maju, dukungan DPD tingkat I dan DPC tingkat 2 Demokrat diklaim deras mendukung SBY.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didesak maju di Kongres 2015. Sosok SBY dinilai membuat nyali sejumlah elite Demokrat keok, tak berani bersaing di bursa calon ketua umum di kongres.
SBY memang belum menyatakan secara resmi menerima untuk kembali maju di kongres. Namun dukungan DPD tingkat I dan DPC tingkat 2 Demokrat diklaim deras mendukung SBY.
Wacana SBY maju lagi jadi ketua umum disambut pro dan kontra di internal partai. Ada yang bulat mendukung, ada yang justru menilai bukan level SBY lagi menjadi seorang ketua umum partai.
Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan belum mau bicara banyak soal kongres. Menurut dia, belum saatnya Demokrat untuk bicara kongres.
Ramadhan menilai wajar jika banyak desakan yang ingin SBY kembali pimpin Demokrat. Namun SBY sendiri sampai saat ini belum memutuskan hal tersebut.
"Sebagai aspirasi, wajar saja. Itu keinginan daerah. Tergantung Pak SBY, mau atau enggak. Tapi, sebenarnya Demokrat belum bicara kongres. Bahwa ada dinamika, biar alamiah saja lah," kata Ramadhan kepada merdeka.com, Jumat (12/12).
Lalu jika SBY benar maju, adakah yang berani bersaing dengan Presiden RI keenam itu?
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Kapan Surya Paloh bertemu dengan Prabowo dan menegaskan dukungan NasDem terhadap pemerintahannya? Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta, Kamis (25/4). Dalam pertemuan itu, Surya Paloh menegaskan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo dengan Gibran Rakabuming Raka nanti
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang dilakukan Prabowo saat menyapa ketua umum partai politik? Ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran terlihat hadir dalam acara tersebut. Saat Prabowo ingin menyapa para ketua umum yang hadir, dia pun berkelakar tengah mempersiapkan nama-nama yang hadir. Sebab, dirinya takut nama tersebut terlewat dapat menyebabkan koalisi tak terbentuk."Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk," kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
100 Persen pengurus diklaim dukung SBY
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR Didik Mukrianto menyatakan dukungan mengalir deras terhadap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kembali menjadi ketua umum di Kongres 2015. Dia mengklaim, dukungan SBY dari DPC dan DPD Demokrat bahkan mencapai 100 persen.
"Seratus persen (dukungan daerah). Tidak ada satu kader pun yang akan menolak," kata Didik di Gedung DPR Jakarta, Kamis (11/12).
Walaupun demikian, dia belum mengetahui kesediaan SBY memimpin Demokrat kembali. Mereka masih berusaha mendorong SBY untuk maju dalam Kongres ke depan.
"Yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita, kader di Demokrat menghendaki bagaimana Pak SBY bersedia memimpin ke depan," terang dia.
Lanjut dia, sosok SBY adalah solusi bagi kemajuan Demokrat ke depan. Kualitas dan kemampuan SBY diyakini akan mampu memperbaiki perolehan suara Demokrat dalam pemilu nanti.
"Barang tentu melihat kondisi Demokrat yang turun dimana turun jauh dibanding 2009 maka kita butuh kader seperti Pak SBY. Tidak ada kader sejati di Demokrat seperti saya yang akan menolak SBY maju lagi," pungkas dia.
SBY dinilai tak layak jadi Ketum Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan bakal maju lagi menjadi orang nomor satu di partai itu pada Kongres awal 2015 nanti. Namun kabar SBY maju lagi jadi ketua umum ini dinilai tidak pantas oleh salah satu pendiri Partai Demokrat, Ahmad Mubarok.
Mubarok mengakui jika memang ada wacana mencalonkan SBY kembali di Kongres nanti. Namun dia mengingatkan, dahulu SBY ingin jabat jadi ketua umum hanya saat partai dalam keadaan darurat saja.
"Itu kan baru aspirasi. Pak SBY dari awal sudah bilang, saya hanya darurat jadi ketua umum," kata Mubarok saat berbincang, Kamis (11/12).
Mubarok menilai, seorang SBY sudah tidak pantas lagi duduk sebagai ketua umum. Sebab, SBY adalah seorang mantan presiden dan bukan lagi tempatnya bekerja di lapangan seperti ketua umum.
"Dinamika ada yang penjilat, ada yang objektif, ada yang ingin menempatkan Pak SBY di tempat lebih tinggi, karena ketum berarti di lapangan, kan mantan presiden maqom-nya sudah lebih tinggi lagi," terang Mubarok.
Namun ketika ditanya, jabatan apa yang pantas diduduki oleh SBY selain ketua umum, Mubarok sulit menjawab. Dia hanya menilai jika sosok SBY cukup menjadi sumber inspirasi bagi kader Demokrat, bukan ketua umum.
"Yah, sumber inspirasi," pungkasnya.
SBY sebenarnya ogah maju, tapi desakan kader
Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ada niatan untuk kembali menjabat sebagai ketua umum berlambang Mercy itu. Namun, menurutnya seluruh kader Demokrat yang mendesak agar SBY kembali menjabat.
"Sebenarnya Pak SBY enggak mau. Tapi seluruh kader mau tokoh yang bisa mempersatukan partai, ya tokoh itu ya Pak SBY. Semua kader ya pengennya SBY," kata Syarief saat ditemui seusai mengikuti rapat pleno di kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (11/12).
Namun, Syarief mengelak saat ditanya SBY menjadi ketua umum hanya sementara untuk menggantikan Anas Urbaningrum.
"Pokoknya Demokrat menang lagi 2019," katanya.
Mantan Menteri Koperasi dan UKM itu juga tidak mempermasalahkan apabila SBY yang seorang mantan presiden itu menjabat sebagai ketua umum.
"Enggak masalah mantan presiden. Malah bagus," katanya.
Apa ada yang berkompetisi dengan SBY?
Kabar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih ingin menjadi ketua umum Partai Demokrat hingga periode 2015-2020 semakin santer. Seorang elite partai mercy itu bahkan mengurungkan niatnya untuk berkompetisi dalam pemilihan ketua umum di Kongres 2015 karena presiden ke-6 itu tetap ingin mencalonkan diri.
"SBY ingin menjadi ketum lagi, apakah ada yang mau berkompetisi dengan beliau?" kata salah seorang petinggi sekaligus pendiri Partai Demokrat kepada merdeka.com, Kamis (11/12).
Sumber merdeka.com yang lain menyebutkan, SBY telah menyiapkan sejumlah strategi agar pemilihan ketua umum berjalan aklamasi seperti halnya yang dilakukan Partai Golkar dalam Munas IX Bali yang menetapkan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum.
"SBY ingin menjadi ketum lagi dengan konsolidasi seluruh daerah dan minta dukungan tertulis," kata elite Demokrat itu.
Menurut dia, cara SBY mendesain kongres berjalan secara aklamasi tidak jauh berbeda dengan ketua umum Partai Golkar versi Munas IX Bali, Aburizal Bakrie. SBY menggunakan sisa-sisa pengaruhnya untuk memaksa DPD DPC Partai Demokrat seluruh Indonesia untuk membuat pernyataan tertulis.
Sementara itu, salah satu pendiri Partai Demokrat Ahmad Mubarok tidak percaya dengan tudingan tersebut. Dia menilai, SBY bukan orang yang seperti dituduhkan itu.
"Pak SBY enggak punya karakter begitu," kata Mubarok dihubungi terpisah.
Menurut dia, itu hanya anggapan orang saja yang menyebut SBY paksa DPD dan DPC mendukungnya di kongres. Dia menilai SBY orang yang negarawan.
"Ini kan orang yang ngomong, Pak SBY enggak mungkin seperti itu," terang dia.
Seperti diketahui, SBY terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat lewat Kongres Luar Biasa yang digelar di Bali pada Maret 2013 silam. Masih menjabat presiden kala itu, SBY menggantikan Anas Urbaningrum yang terjerat korupsi.
Sesaat setelah terpilih sebagai ketum lewat KLB, SBY berjanji tidak lagi menjadi ketua umum Partai Demokrat setelah Pilpres 2014 selesai.
Mayoritas DPC Demokrat diklaim dukung SBY
Nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kuat disebut bakal kembali maju jadi ketua umum di Kongres Partai Demokrat awal 2015 nanti. Mayoritas pengurus DPC diklaim bakal menyukseskan SBY jadi ketua umum lagi untuk menyambut Pemilu 2019.
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Depok Agung Witjaksono menegaskan pihaknya mendukung penuh SBY maju di kongres. Dia menilai, SBY sangat layak jadi ketua umum lagi.
"DPC Depok bahkan juga sudah melakukan pendukungan untuk itu," kata Agung dalam pesan singkat, Kamis (11/12).
Menurut dia, mayoritas pengurus daerah tingkat II sudah kompak mendukung SBY jadi ketum lagi. Pengurus Demokrat se Jawa Barat sudah bertemu dengan SBY di Bandung 1 Desember lalu.
"Kita para DPC sudah mayoritas membuat dukungan ke Pak SBY. Karena kami menginginkan beliau jadi ketum," terang Agung.
Agung mengakui jika salah satu syarat SBY dulu menerima dicalonkan jadi ketua umum hanya saat partai sedang krisis. Saat itu, SBY menggantikan posisi Anas Urbaningrum yang mundur karena terbelit kasus korupsi.
Namun Agung merasa yakin SBY mau jadi ketum lagi. Sebab, kali ini desakan muncul dari pengurus daerah yang memiliki suara sah di kongres.
"Kini kita yang meminta kok. Karena ya kita melihat memang masih SBY yang pantas memimpin Partai Demokrat. Apalagi pengalaman beliau pernah RI 1. Pasti mumpuni," pungkasnya.