Siapa bilang Jokowi akan menang dipasangkan dengan siapa saja?
Jokowi harus hati-hati memilih calon presiden yang akan mendampinginya.
Hasil survei Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG) yang terbaru bisa menjadi acuan bagi PDIP dan tim pendukung termasuk Jokowi sendiri jika mereka akan berlaga di pemilihan umum presiden 2014. Jokowi harus hati-hati memilih calon presiden yang akan mendampinginya.
Direktur Eksekutif SSSG Fadjroel Rachman memaparkan, bila Jokowi dipasangkan dengan Ahok sebagai capres dan cawapres, maka elektabilitasnya hanya mencapai 9,28 persen. Jokowi - Wiranto 8 persen, Jokowi - Prabowo 18,8 persen, Jokowi - JK 7,2 persen, dan Jokowi - Dahlan 6,08 persen.
Dari survei ini, Fadjroel menegaskan tidak benar pernyataan bahwa siapa pun pasangan Jokowi bakal menang mutlak dalam Pilpres 2014. "Walaupun Jokowi memiliki elektabilitas individu yang tinggi, namun Jokowi harus menentukan pasangan yang tepat untuk mengkapitalisasi elektabilitas individu tersebut," ujarnya di Four Season Hotel, Jakarta, Kamis (13/3).
Survei ini mengambil sampel sebanyak 1.250 responden dari 10 kota besar, dengan wawancara via telepon dari 10 Februari sampai 5 Maret 2014. Tingkat sampling error mencapai 2,77 persen.
Sebelumnya Fadjroel menjelaskan, elektabilitas Jokowi masih tetap nomor satu dengan angka 40,32 persen. "Kalau saya jadi konsultan PDIP maka saya sarankan agar Jokowi dideklarasikan sendiri saja," ucap Fadjroel.
Urutan kedua, Prabowo Subianto dengan elektabilitas 10,64 persen. Kemudian Jusuf Kalla 6,08 persen, Wiranto 4,96 persen, Aburizal Bakrie 1,12 persen dan Megawati 1,04 persen.
"Sedangkan 32,2 persen tidak tahu/tidak menjawab. Dan lainnya 3,68 persen," terangnya.
Baca juga:
'Jika setia pada Ahok, Jokowi bisa saja tolak pencapresan'
Survei: Jokowi kuat di empati sosial, tapi visioner rendah
'Jika Jokowi nyapres, pilkada lagi atau panggil Foke'
Akbar: Jokowi figur fenomenal tapi yang menentukan Mega
Sinyal apa Mega ajak Jokowi nyekar ke makam Bung Karno?
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari Survei Poltracking Indonesia mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.