Sindiran halus Presiden Jokowi untuk elit politik dalam negeri
Sindiran halus Presiden Jokowi untuk elit politik dalam negeri. Jokowi menyebut panggung politik diisi jiwa yang kosong dan kering. Jokowi juga pernah menyinggung politisi yang tak konsisten. Bahkan, Jokowi pernah menyindir para elit politik yang tidak berkata-kata dengan santun.
Presiden Joko Widodo mengeluarkan sindiran untuk elit politik dalam negeri. Kali ini disampaikan di hadapan para Bupati seluruh Indonesia. saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/7).
Pernyataannya tidak terang-terangan mengkritik politisi negeri ini. Namun sindiran halusnya bisa membuat para elit politik memperbaiki diri. Tujuannya, kata dia, agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju, dan rakyatnya sejahtera.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
"Saya titip selama ini panggung kita terutama panggung politik kita terlalu banyak didominasi oleh jiwa-jiwa yang kosong, jiwa-jiwa yang kering," kata Jokowi.
Dalam pandangan Jokowi, seharusnya elit politik juga dapat menyadari bahwa bahwa diperlukan jiwa berintegritas, jujur, etos kerja yang baik, memiliki moral yang baik dan disiplin.
Bukan kali ini saja Jokowi melontarkan sindiran halus untuk para politisi. Jokowi pernah menyindir para politisi yang dinilainya tidak konsisten. Sindiran itu terkait deadlock syarat ambang batas pencalonan presiden.
Dalam pandangan Jokowi, mestinya semakin jauh melangkah maka pembangunan politik negara semakin konsisten dan semakin sederhana. Menurut dia, dengan konsistensi pembangunan politik, maka ke depan politik negara akan semakin lebih baik.
"Pembangunan politik negara harus konsisten menuju kepada penyederhanaan. Harus konsisten jangan sampai sudah ke sini, kembali lagi ke sini. Lah kapan politik negara kita akan semakin baik-semakin baik?" ucap Jokowi.
Kepala Negara juga pernah menyindir sekaligus mengingatkan para politisi saat membuka kongres ke-XIX Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII). Dia meminta para politisi menjaga karakter bangsa.
"Untuk elit-elit politik, berilah contoh, berilah teladan, dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang baik, pernyataan-pernyataan yang baik dan santun, karena itulah karakter bangsa," ujar Jokowi di Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5).
Jokowi mengingatkan elit politik agar tidak kehilangan jati diri Indonesia sebagai negara yang beragam Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Setiap persoalan harus dihadapi dengan santun dan mencerminkan keragaman.
"Karena bangsa kita sebagai bangsa yang beragama, yang santun, yang sopan," sambungnya.
Baca juga:
Jokowi ke Bupati se-Indonesia: Ngerti perubahan tidak?
Jokowi: Selama ini panggung politik kita didominasi jiwa yang kosong
Jokowi minta pembangunan pelabuhan di Papua Barat dipercepat
Orang dekat Jokowi & Ahok dilantik jadi Kepala Sekretariat Presiden
Ibu Negara: Persatuan itu sangat penting, jangan membeda-bedakan