Sindiran Prabowo Subianto dan Ongkos Nyapres Butuh Uang Triliunan
Prabowo Subianto harus mencari donasi lewat gerakan Galang Perjuangan untuk membiayai kegiatan operasional politik Gerindra dan Pilpres 2019.
Ongkos politik memang mahal. Apalagi bertarung dalam pilpres, perlu merogoh kantong dalam-dalam. Kabarnya bisa habis triliunan rupiah untuk biaya kampanye dan untuk dana saksi.
Mahalnya biaya politik dalam Pilpres diakui oleh Capres Prabowo Subianto. Capres nomor urut 02 itu kembali maju dan berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai cawapres. Prabowo mengeluh biaya politik untuk nyapres sangat mahal. Ketum Gerindra ini sampai harus mencari donasi lewat gerakan Galang Perjuangan untuk membiayai kegiatan operasional politik Gerindra dan Pilpres 2019.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
-
Apa yang diklaim oleh Prabowo? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Siapa yang ditawari menjadi Cawapres Prabowo? Demi Indonesia Gemoy, Ini Jawaban Lucu Cipung Ditawari Jadi Cawapres Prabowo Belakangan, dunia maya tanah air dihebohkan oleh kabar kocak yang menjadikan Rayyanza Malik Ahmad alias Cipung sebagai sosok Calon Wakil Presiden (Cawapres) dalam Pemilihan Umum 2024.
Prabowo dan Sandiaga harus merogoh kocek pribadinya. Sandiaga sampai mengorbankan saham-sahamnya di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk untuk dijual. Sandiaga sendiri misalnya, sudah menyumbang Rp 39.500.000.000 dari kas pribadi.
Sementara Prabowo menggelontorkan dana sebesar Rp 13.054.967.835. Uang pribadi keduanya belum cukup untuk menutupi ongkos selama nyapres. Prabowo mengaku hanya bisa mengandalkan perjuangan bersama rakyat. Nantinya, sumbangan para relawan itu akan dipublikasikan sebagai wujud bahwa Koalisi Adil Makmur transparan dalam urusan dana.
"Terpaksa aku minta bantuan dari kalian semua karena kita kekurangan dana perjuangan. Kami minta kerelaan yang mau bantu Rp 2 ribu, 5 ribu, 10 ribu, 20 ribu. Kami nanti akan umumkan nama-nama rekening. Kita hanya (bisa) bergantung kepada rakyat," ucap Prabowo beberapa waktu lalu.
Sumbangan dari mana-mana
Sejak kubu Prabowo membuka sumbangan, banyak pihak yang mulai menyumbang. Sumbangan datang dari perorangan sampai kelompok tertentu. Bagi kubu Prabowo, bukan persoalan jumlahnya namun semangat gotong royong dari masyarakat.
Nominal penyumbang nilainya bervariasi. Misalnya, ada seorang relawan pendukung Prabowo dengan sukarela menyumbangkan uang senilai Rp 500 ribu. Relawan itu bernama Haji Juansyah yang langsung menyerahkan uang tersebut kepada Sandi saat berada di kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Tim Kampanye Prabowo-Sandi juga mendapat donasi dari relawan sebanyak Rp 7.372.000 dan SGD 19. Prabowo-Sandi juga mendapatkan sumbangan dana untuk kepentingan Pilpres 2019 dari Komunitas Tionghoa. Prabowo mendapat dana sebesar Rp 435 juta dari penggalangan dana itu. Sampai ada yang menyumbang Rp 20 ribu tetap diterima.
Masih banyak lagi sumbangan-sumbangan yang terus mengalir ke kantong pasangan Prabowo-Sandiaga. Tercatat sampai 28 Desember 2018 sumbangan dana dari pihak lain atau dari masyarakat mencapai Rp 150 juta. Sedangkan dari penggalangan dana sebesar Rp 3,5 miliar. Namun secara keseluruhan, penerimaan dana kampanye yang masuk sebesar Rp 54 miliar.
"Saya terharu atas dukunganmu, bukan besarnya jumlah dana yang penting keikhlasan dan kebersamanmu yang saya hargai. Bersama kita bela kebenaran dan keadilan untuk rakyat kita," kata Prabowo.
Prabowo berharap para koalis pendukungnya juga turut andil menyumbang untuk biaya Pilpres. Prabowo sampai menyindir para elite partai pengusung dirinya. Menurutnya, jika mereka tak sampai ikut menyumbang seharusnya malu. Karena banyak warga yang dengan ikhlas menyisikan uangnya untuk menyumbang, walau pekerjaannya hanya tukang ojek.
"Hei...kalian elite partai kalau kalian tidak nyumbang kelewatan kalian. Ini tukang ojek saja ngirim penghasilannya kepada dana kita," sindir mantan Danjen Kopassus itu.
Biaya Capai Triliunan
Mahalnya biaya kampanye pilpres juga diakui oleh Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade. Butuh uang besar dalam Pilpres. Ia memperkirakan sekitar Rp 6 triliun. Menurutnya, uang itu tidaklah sedikit. Karena itu, Prabowo-Sandi sampai melakukan penggalangan dana.
Bagi masyarakat yang ingin menyumbang, kubu Prabowo membuka nomor rekening 849500200100002 Bank BNI/BNI Syariah atas nama GalangPerjuanganPS. Penyaluran donasi juga bisa dilakukan dengan mengakses @GalangPerjuangan_bot di aplikasi Telegram.
"Biaya pilpres sangat mahal. Sampai Rp 6 triliun," kata Andre.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga pernah menyampaikan soal tingginya biaya pertarungan Pilpres. Angkanya tidak murah. Mencapai triliun. Para kandidat juga harus menyiapkan uang sebesar itu. "Minimal Rp 3 sampai Rp 5 triliun," kata Fahri.
Fahri mengomentari soal biaya Pilpres pada Juni 2018 lalu. Saat itu ramai kabar Prabowo ragu maju sebagai capres karena kekurangan logistik. Apalagi Prabowo akan menghadapi petahana.
"Sementara orang bilang perlu satu kandidat Rp 5 triliun. Minimal Rp 3 triliun ada yang bilang paling minimal Rp 2,5 triliun. Rp 2,5 T ini dari mana? 0 nya 12 itu bos, darimana duit itu. Itu yang membuat dia bingung," kata Fahri.
(mdk/has)