SMRC: 76 Persen Warga Ikut Memilih di Pilkada 2020
24 Persen yang tidak memilih ada beberapa alasan. Paling tinggi mengaku berada di luar kota (47 persen), kedua karena takut tertular atau menularkan virus Covid-19 (24 persen), tidak ada calon meyakinkan (4 persen), sakit (3 persen), anggap Pilkada tidak penting 2 persen, alasan lain (2 persen), dan tidak menjawab 18%.
Survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) mencatat jumlah partisipasi masyarakat di Pilkada 2020 cukup tinggi. Survei menyebut 76 persen responden yang tinggal di daerah pilkada ikut memilih pada 9 Desember 2020 lalu. Sedangkan mereka yang tidak ikut memilih sebanyak 24 persen.
"Sekitar 76 persen warga yang tinggal di daerah Pilkada ikut memilih pada 9 Desember 2020. Yang tidak ikut memilih sekitar 24 persen," ujar Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad saat pemaparan survei, Kamis (17/12).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
Dari 24 persen yang tidak memilih ada beberapa alasan. Paling tinggi mengaku berada di luar kota (47 persen), kedua karena takut tertular atau menularkan virus Covid-19 (24 persen), tidak ada calon meyakinkan (4 persen), sakit (3 persen), menganggap Pilkada tidak penting 2 persen, alasan lain (2 persen), dan tidak menjawab (18 persen).
Saidiman mengatakan, temuan ini memperlihatkan bahwa pemilih takut datang ke TPS karena corona relatif sedikit dari populasi pemilih di Pilkada. Menurutnya hal ini menjawab mengapa partisipasi Pilkada tinggi meski di tengah pandemi Covid-19.
"Yang takut Corona maka tidak memilih sekitar 6 persen dari populasi pemilih di daerah pilkada. Relatif sedikit dari perkiraan. Lebih banyak yang tidak memilih karena tidak ada di tempat," kata Saidiman.
Survei SMRC digelar selama 9-12 Desember 2020 dengan wawancara telepon. Jumlah sampel diambil sebanyak 1.200 secara acak dengan jumlah proporsional menurut provinsi pemilih nasional. Margin of error survei ini sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Baca juga:
Angka Golput Tinggi di Pilkada Dinilai Akibat Pandemi dan Perspektif Rasional
KPU Tetapkan Paslon Petahana Raih Suara Terbanyak Pilkada Tangsel
Bawaslu Akui Partisipasi Pemilih saat Pemungutan Suara Ulang Menurun
Rekapitulasi KPU Pasaman: Benny-Sabar 104.363 Suara, Kotak Kosong 20.650
Perhitungan KPU Tuntas, Ipuk-Sugirah Menang Pilbup Banyuwangi dengan Suara 52,4 %
Deretan Panggung Pilkada Dimenangkan Golput