SMRC sebut 'Make Indonesia Great Again' ala Prabowo bisa membahayakan persatuan
"Saya tidak tahu apakah Pak Prabowo ingin meniru Donald Trump, tapi kalau kita lihat di dalam kampanye ada kemiripan, membangkitkan rasa patriotisme, membangkitkan satu isu bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030, dan bahasa-bahasa semacam itu yang dulu dipakai Trump."
Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad menilai slogan dilontarkan Prabowo Subianto berpotensi bahaya. Pasalnya, bila disamakan slogan tersebut seperti diucap Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada kampanye 2016, maka hal itu bisa memicu isu rasial.
"Kalau di zaman Trump hampir semacam anti terhadap China. China mengancam Amerika, jadi harus bangkit kembali menjadi Amerika yang besar. Itu dilakukan oleh Trump dan berhasil meraih suara di sana,” nilai Saidiman dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Jumat (12/10/2018).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
Kendati sejauh ini, Saidiman melanjutkan, apa yang dilontarkan Prabowo sebatas pembakar semangat patriotisme semata. Dia belum bisa menafsirkan lebih detil terkait maksud ujaran Ketum Gerindra ini yang kerap disamakan oleh Trump.
"Saya tidak tahu apakah Pak Prabowo ingin meniru Donald Trump, tapi kalau kita lihat di dalam kampanye ada kemiripan, membangkitkan rasa patriotisme, membangkitkan satu isu bahwa Indonesia akan bubar tahun 2030, dan bahasa-bahasa semacam itu yang dulu dipakai Trump," jelas dia.
Saidiman memprediksi bila hal ini terus digemborkan dalam kampanye Prabowo, maka potensi ke arah berbahaya makin terbuka. Terlebih bila isu seperti tenaga kerja asing dari China, PKI, dan pencaplokan Indonesia oleh negara asing, terus dimainkan dan ditangkap publik secara keliru.
"Justru berbahaya kalau ini terus digemborkan, karena kita tahu kan kita hidup berdampingan, jadi sentimen rasial semacam itu bahaya. Jadi pada tingkat tertentu bila publik termakan isu itu akan berbahaya," Saidiman memungkasi.
Baca juga:
Percaya kekuatan emak-emak, Prabowo-Sandi targetkan menang 60 persen
Demokrat: Jokowi adalah presiden yang banyak mengkhayal
Ratusan emak-emak deklarasi dukung Prabowo-Sandi
Gerindra: Jokowi sengsarakan rakyat, mematikan petani dengan impor beras
Diragukan kubu Jokowi, Gerindra beberkan prestasi Prabowo untuk rakyat
PDIP sindir Prabowo: Apa yang dibesarkan kalau semua dikerdilkan?