Soal Jokowi Geram, Demokrat Menduga Operasi Politik Cuci Tangan
Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang geram lantaran dituduh sebagai biang keladi gagalnya koalisi dan tokoh untuk maju menjadi calon presiden, dikhawatirkan sebuah prakondisi operasi politik yang disengaja. Agar Istana bisa cuci tangan bila memang terjadi koalisi yang gagal terbentuk.
Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang geram lantaran dituduh sebagai biang keladi gagalnya koalisi dan tokoh untuk maju menjadi calon presiden, dikhawatirkan sebuah prakondisi operasi politik yang disengaja. Agar Istana bisa cuci tangan bila memang terjadi koalisi yang gagal terbentuk.
"Berdasarkan rekam jejak yang sudah-sudah, maka pernyataan ini patut diduga sebagai prakondisi untuk suatu 'operasi politik' penggagalan koalisi yang nantinya ini akan dijadikan sebagai justifikasi. Pernyataan ini terbaca sebagai upaya cuci tangan," ujar Deputi Bappilu Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Jumat (23/12).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Jokowi dinilai menunjukkan kegalauan karena selama ini ikut campur lebih jauh dalam proses politik menuju Pilpres 2024. Apalagi kerap muncul endorse Jokowi kepada sejumlah tokoh.
"Pernyataan Pak Jokowi perihal kekhawatiran jika ada koalisi gagal maka Istana yang disalahkan, ini menunjukkan kegalauan Pak Jokowi yang selama ini terlalu jauh ikut campur pada proses politik yang berjalan menuju Pilpres 2024. Publik masih mengingat pernyataan 'ojo kesusu' dan mengendorse beberapa nama sebagai Capres menunjukkan Pak Jokowi memiliki intensi tertentu," beber Kamhar.
Baca juga:
Survei: Elektabilitas NasDem Merosot Usai Safari Politik Anies, PKS-Demokrat Naik
SBY dan Salim Segaf Bertemu di Cikeas, Bahas Isu Penundaan Pemilu
Demokrat: Koalisi Perubahan Tak Bahas Nama Andika Perkasa Jadi Cawapres Anies
NasDem Sebut Wajar Jokowi 'Baper' Dituduh Jegal Koalisi dan Capres
Jokowi Geram Istana Dituduh Jegal Koalisi dan Capres, PKS: Masyarakat Sudah Cerdas
'Pekerjaan Rumah' Jokowi di Akhir Masa Jabatan
Dia menyarankan Jokowi lebih baik fokus menuntaskan tugas menjadi kepala negara. Serta menunjukkan komitmen menyukseskan Pemilu 2024.
"Pada kesempatan tersebut jauh lebih relevan jika memberikan tanggapan atas pernyataan Ketua MPR-RI dan Ketua DPD-RI yang membuat pernyataan penundaan pemilu. Ini bisa menjadi kesempatan klarifikasi atas dugaan bahwa Istana berada di balik pernyataan tersebut. Inilah yang berbahaya bagi demokrasi dan reformasi," tegas Kamhar.
Sebelumnya, Jokowi menyebut Istana selalu dituduh hal tidak benar. Kepala negara ini khawatir ada koalisi gagal terbentuk pada Pemilu 2024 nanti, lalu yang disalahkan adalah dirinya.
"Yang saya takutkan nanti kalau ada yang gagal koalisi. Gagal koalisi yang dituduh istana lagi, istana ini, istana, istana," ujar Jokowi saat perayaan HUT Hanura ke-16 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (21/12).
Koalisi, kata Jokowi, adalah kewenangan ketua umum partai. Setiap ketua umum bertemu bahas koalisi. Tetapi masih saja presiden yang dituduh menggagalkan.
"Padahal kita enggak ngerti koalisi antarpartai, antarketua partai yang ketemu, tapi yang mau mengkambinghitamkan mau menuduh, presiden, istana, Jokowi," kata mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan tokoh gagal menjadi calon presiden atau calon wakil presiden juga jangan menyalahkan dirinya dan Istana.
"Mungkin untuk Pilpres bisa seperti itu lagi ada orang atau tokoh ingin sekali mendapatkan kendaraan supaya bisa mencalonkan, ternyata tidak bisa. Tuduh lagi presiden ikut-ikutan, Istana ikut-ikutan. Kekuatan besar ikut-ikutan, urusannya apa dengan saya," ujar Jokowi.