Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal
Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Siapa yang dipukul bocil itu? Salah seorang polisi muda di dekatnya pun mendapat imbas. Si bocah laki-laki tersebut berhasil mendaratkan pukulan acak ke wajah sang anggota Korps Bhayangkara itu.
-
Apa yang membuat remaja ini viral? Dalam sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @reyvasky_, potret remaja yang disebut mirip dengan Arhan menjadi viral dengan cepat.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Gimana cara membentak anak bisa bikin anak jadi pembully? Banyak orangtua beranggapan bahwa berteriak atau membentak adalah solusi untuk mengubah perilaku buruk anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan sebaliknya. Membentak justru dapat memperburuk perilaku anak, meskipun mungkin mereka berperilaku baik di depan orangtua. Di lingkungan lain, mereka dapat menjadi nakal bahkan hingga membully orang lain. Ini menciptakan siklus kehidupan yang sulit dihentikan.
-
Siapa yang viral di media sosial? Kisah pilu gadis ini mencuri perhatian publik di media sosial. Sejak pertama kali diunggah, videonya sudah mendapat 34 ribu tanda suka.
Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera
Penganiayaan yang viral itu dikabarkan terjadi di Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Kejadian itu menjadi viral setelah diunggah akun X Heraloebss, dengan narasi pelaku dibebaskan setelah mengaku sebagai keponakan dari seorang Mayor Jenderal (Mayjend) TNI AD.
"Gerombolan pemuda di Bandung melakukan aksi kekerasan sambil live tiktok, perut korban ditempel pisau & dipukulin. Mengaku keponakan JENDERAL MAYJEN RIFKI NAWAWI,” tulis akun tersebut.
Sementara dalam video, terduga pelaku penganiayaan pun menyatakan kalau dirinya adalah keponakan dari Mayjen TNI. Dengan potongan video selanjutnya korban yang masih bocah sempat menangis setelah kepalanya dipukul dengan botol.
"Meskipun Om aing jenderal aing tak pernah minta tolong ke om aing nu jenderal. Sok searching di google maneh, Mayjend Rifki Nawawi. Apakah aing pernah minta tolong, gak pernah," ujar si remaja dalam video.
Atas kejadian ini, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman meluruskan kalau kasus ini masih dalam penyelidikan. Setelah korban melaporkan kasus penganiayaan ke Polrestabes Bandung.
"Korban terkait yang viral di atas baru membuat laporan polisi kemarin siang di Satreskrim Polrestabes Bandung. Tentunya kami melakukan pemeriksaan saksi-saksi terkait hal tersebut,” ujar Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Sementara, Rahman menyampaikan kalau penyidik sampai saat ini masih mencoba memburu remaja terduga pelaku berinisial Y. Setelah kasus penganiayaan ini telah resmi masuk tahap penyelidikan.
"Kemudian melakukan pencarian terhadap yang diduga pelaku inisial Y," ujarnya
Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. "Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri," kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Menurutnya, dalam proses tindak pidana pihaknya tidak memandang latar belakang pelaku. Karena semua pihak sama di mata hukum, tanpa pengecualian apa pun.
“Dan saya tegaskan siapa pun itu, ketika seseorang melakukan tindakan kriminal akan kami proses sesuai aturan hukum yang berlaku tidak memandang siapa pun itu, karena semua orang sama dimata hukum tidak ada pengecualian,” ujarnya.
Rahman pun meluruskan terkait narasi beredar di media sosial yang menyebut Y bebas karena pengaruh sebagai keponakan dari Mayor Jenderal TNI AD. "Kan masih lidik diduga pelaku, kan belum ditangkap gimana mau ditahan,” ujarnya.
“Terhadap berita bahwa tidak dilakukan penahanan terhadap pelaku karena alasan keponakan petinggi itu tidak benar. Karena kami dari Satreskrim Polrestabes masih melakukan pencarian diduga pelaku," ujarnya.