Soal Politik Genderuwo, PKS Contohkan Politisi Banyak Janji Tapi tak Ditepati
Hidayat menuturkan, penggunaan kata Genderuwo untuk menggambarkan suatu hal yang menakutkan. Salah satunya adalah banyak menebar janji namun pada kenyataannya tidak ditepati.
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid ikut menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut politikus Genderuwo dan Sontoloyo. Bagi masyarakat Jawa, dua kata itu sangat populer. Namun tidak tepat jika pernyataan itu keluar dari pemimpin negara.
"Saya orang Jawa dan paham istilah itu, sontoloyo dan genderuwo itu ungkapan yang populer di masyarakat Jawa. Tapi apakah layak dipakai oleh seorang presiden? Ini mengingatkan semuanya jangan ada yang berpolitik dengan cara menakutkan," ujar Hidayat di Gedung DPR, Senin (12/11).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Hidayat menuturkan, penggunaan kata Genderuwo untuk menggambarkan suatu hal yang menakutkan. Salah satunya adalah banyak menebar janji namun pada kenyataannya tidak ditepati.
"Menakutkan karena misalnya terlalu banyak berjanji, tapi tidak melaksanakan itu juga menakutkan karena nanti orang tidak percaya dengan orang yang berjanji," ungkapnya.
Tak hanya itu, hal yang menakutkan lainnya adalah yakni politik yang memecah belah keutuhan bangsa.
"Menakutkan kalau kemudian perilaku kita justru menghadirkan politik yang bukan mengayomi tapi politik membelah. Harusnya politik kita yang mengkokohkan NKRI, Bhineka Tunggal Ika , berpedoman pada Pancasila dan kalau itu yang terjadi narasi yang dipakai mestinya narasi yang sejalan dengan itu semuanya," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, pernyataan Presiden Joko Widodo kembali mencuri perhatian publik. Jokowi menyebut politikus genderuwo yang kerap melakukan propaganda tak sehat untuk menakut-nakuti masyarakat dan menebar pesimisme.
"Politikus genderuwo itu cara politik propaganda, menakut-nakuti rakyat, menimbulkan kekhawatiran dan ujungnya ketidakpastian. Cara itu jangan diteruskanlah, berhenti aja mari kita harapkan politik yang penuh kegembiraan dan penuh kematangan," tutur Jokowi usai Peresmian Ruas Tol Pejagan-Pemalang seksi III dan IV di Jawa Tengah, Jumat (9/11).
Baca juga:
PKS Percaya Diri Hadapi Pileg dan Tetap Fokus Menangkan Prabowo
Ikut Jadi pengusul, Fraksi PKS Bersyukur Kasman Singodimedjo Diberi Gelar Pahlawan
PKS sindir balik Jokowi: Sifat Genderuwo itu Manipulatif dan Suka Menipu
PKS Soal Politikus Genderuwo: Jokowi Ingin Saingi Sandi yang Ngetop
Soal fit and proper test, M Taufik mau tahu kemampuan Wagub DKI dari PKS
Kandidat cawagub DKI, Ahmad Syaikhu rangkul pemuda Bekasi dengan Asyik Prenuer