Survei Charta Politika: Elektabilitas PDIP & Gerindra Terus Naik, PPP Merosot
Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Muslimin menyampaikan, saat Pileg 2014 PDIP tercatat memiliki elektabilitas sebesar 18,9 persen. Sementara Partai Gerindra dengan 11,8 persen.
Lembaga Survei Charta Politika Indonesia melihat adanya trend kenaikan elektabilitas partai politik seiring semakin dekatnya Pemilu 2019. Terhitung sejak 2014, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra terus melonjak, sementara PPP terjun bebas.
Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Muslimin menyampaikan, saat Pileg 2014 PDIP tercatat memiliki elektabilitas sebesar 18,9 persen. Sementara Partai Gerindra dengan 11,8 persen.
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Diketahui, sebelumnya Sudaryono merupakan asisten pribadi (aspri) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada 2010 lalu. Tak hanya itu, Sudaryono merupakan Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
-
Mengapa Partai Gerindra didirikan? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
-
Bagaimana reaksi Gerindra terhadap poster susunan kabinet Prabowo-Gibran? Wakil Ketua (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman menyebut poster tersebut sebagai karangan yang kreatif.
-
Apa hasil Quick Count Charta Politika untuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka? Capres/Cawapres nomor urut 2: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka: 57,26 persen
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
"PDIP dari sisi tren terus naik. 2014 hanya 18,9 persen tapi sekarang 25,3 persen," katanya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/4).
Untuk Partai Gerindra, dari 11,8 persen di tahun 2014 terus naik per tahun 2019 hingga 16,2 persen.
Meski begitu, tren kenaikan tidak dialami oleh semua partai. Untuk Partai Golkar sendiri misalnya, dari 14,7 persen turun menjadi 11,3 persen. Meski begitu, PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Golkar menempati posisi teratas dalam survei.
Secara runut dan rinci mulai Pileg 2014, PKB dari 9,0 persen menjadi 8,5 persen; Partai Demokrat dari 10,2 persen menjadi 5,2 persen; Partai Partai Nasdem dari 6,7 persen menjadi 5,2 persen; PKS dari 6,8 persen menjadi 5,0 persen.
Kemudian PAN dari 7,6 persen menjadi 3,3 persen dan PPP dari 6,5 persen menjadi 2,4 persen. Untuk PPP, lanjut Muslimin, tercatat grafiknya memang tercatat terus menurun.
"Partai lama yang relatif turun, yaitu PPP. PPP kalau dilihat angkanya dari 4,3 (22 Desember 2018-2 Januari 2019); kemudian 3,6; kemudian (sekarang) 2,4 persen," kata Muslimin.
Salah satunya diduga disebabkan oleh faktor ditangkapnya sang mantan ketua umum Romahurmuziy oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran terlibat kasus jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).
"Kebetulan survei kita dilakukan saat OTT. Penurunan ini sedikit banyak berpengaruh karena ketumnya terkena OTT," Muslimin menandaskan.
Survei tersebut diambil dengan kurun waktu 19 Maret sampai 25 Maret 2019 melalui tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Ada sebanyak 2 ribu responden yang tersebar di 34 provinsi menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com