Survei CSIS: Gerindra Kuasai Jakarta dan Sumatera, PDIP Kokoh di Enam Wilayah
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei tentang elektabilitas partai politik pada Pemilu 2019. CSIS juga memotret basis suara partai politik berdasarkan wilayahnya.
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei tentang elektabilitas partai politik pada Pemilu 2019. CSIS juga memotret basis suara partai politik berdasarkan wilayahnya.
Partai Gerindra menguasai DKI Jakarta dengan elektabilitas 25,0 persen. Disusul PDIP sebesar 17,5 persen serta PPP dan PKS dengan nilai sama yakni 3,8 persen. Namun 4,3 persen responden di Jakarta memilih tidak menjawab.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Bagaimana PDIP bisa menang di pemilu 2019? PDIP berhasil meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang dengan persentase suara tertinggi, menunjukkan popularitas dan kepercayaan yang dimiliki oleh partai ini di mata masyarakat Indonesia.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Sementara PDIP mendominasi wilayah Jawa Barat dan Banten dengan angka 28,6 persen disusul Gerindra sebesar 20,5 persen, Golkar 11,4 persen, dan PKS 7,6 persen. Di wilayah ini responden yang tidak menjawab sebesar 9,5 persen.
Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta masih kokoh dengan sebutan kandang banteng karena didominasi PDIP sebesar 40,0 persen. Disusul PKB 10,6 persen, Golkar 10,0 persen dan Gerindra 6,5 persen. Sedangkan 17,1 persen responden tidak menjawab.
Wilayah Jawa Timur masih dipegang PKB sebesar 21,6 persen. Disusul PDIP 17,5 persen, dan Gerindra 7,8 persen. Jumlah responden yang tidak menjawab di wilayah ini juga cukup tinggi yakni 27,5 persen.
Wilayah Sumatera didominasi Gerindra dengan raihan angka 16,2 persen. Disusul PDIP sebesar 15,4 persen, dan Golkar 8,0 persen. Namun responden yang tidak menjawab juga sangat tinggi yakni 23,4 persen.
Kalimantan dipegang PDIP dengan angka 43,8 persen, disusul Golkar 16,2 persen, dan Gerindra 13,8 persen. Responden yang tidak menjawab hanya 2,3 persen.
Sulawesi kembali didominasi PDIP dengan angka 19,3 persen, disusul Golkar sebesar 12,9 persen, dan Gerindra 12,1 persen. Responden yang tidak menjawab sebesar 18,6 persen.
Di wilayah NTB, NTT, dan Bali didominasi oleh PDIP dengan angka 34,7 persen. Disusul Golkar sebesar 14,9 persen, dan Demokrat 9,9 persen. Gerindra di wilayah ini hanya memperoleh angka 4,0 persen. Sedangkan yang tidak menjawab atau merahasiakan pilihannya sebesar 16,8 persen.
Wilayah Maluku dan Papua juga masih didominasi suara PDIP yakni sebesar 21,4 persen. Disusul Nasdem dan Demokrat masing-masing 12,9 persen. Golkar dan Gerindra juga sama-sama memperoleh angka 11,4 persen. Sementara yang tidak memilih sebesar 5,7 persen.
Reporter: Nafiysul Qodar
Baca juga:
Tiga Parpol Teratas Versi Survei CSIS: PDIP, Gerindra dan Golkar
Survei CSIS: 15,6 Persen Pemilih Jokowi dan 18,7 Persen Pemilih Prabowo Masih Ragu
Survei CSIS: Jokowi Unggul 18 Persen dari Prabowo
Pilpres Sebentar Lagi, Wilayah Ini Sulit Ditaklukkan Jokowi dan Prabowo
Hasil Survei Dituding Berpihak ke Prabowo-Sandi, Ini Penjelasan Litbang Kompas
Jokowi-Ma'ruf Unggul di Survei, BPN Prabowo Bilang 'Kampanye di Lapangan Sepi'