Survei Internal Jokowi: Selisih dengan Prabowo-Sandi Jauh
Arya mengungkapkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan selisih yang terpaut jauh dari Prabowo-Sandiaga.
Koalisi Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membuat survei internal untuk mengukur tingkat keterpilihannya di Pilpres 2019. Hasil survei, elektabilitas Prabowo-Sandi tengah mengejar rivalnya Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan selisih tipis. Hanya sekitar 4 persen saja.
Di internal kubu Jokowi-Ma'ruf, survei juga dilakukan. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga memberikan sedikit bocoran soal hasil survei jagoannya.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
Arya mengklaim, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan selisih yang terpaut jauh dari Prabowo-Sandiaga.
"Yang pasti jauh selisih antara Jokowi dan Prabowo," kata Arya saat dihubungi merdeka.com, Senin (10/12).
Secara keseluruhan, kata Arya, survei menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi stagnan. Kebalikannya, Jokowi-Ma'ruf terus merangkak naik.
"Tidak ada kemajuan berarti dari lawan kami, justru Jokowi naik terus hasil surveinya," terangnya.
Sayang, Arya masih merahasiakan presentase keunggulan Jokowi atas Prabowo serta periode survei interal dilakukan.
Sebelumnya, Prabowo-Sandi mengklaim mengejar ketertinggalan elektoral dari petahana Jokowi dan Ma'ruf Amin. Hasil survei internal pada Desember 2018, Sandiaga mengatakan, elektabilitas kubunya sudah mencapai 40 persen.
"Alhamdulillah kita bersyukur, survei internal sudah melewati angka 40 persen. Berarti ini titik momentum yang luar biasa bagi kami. Memasuki bulan Desember kita melewati angka 40 persen," kata Sandiaga.
Gerindra pun mengakui elektabilitas Capres Jokowi masih unggul dari capres jagoannya Prabowo Subianto. Namun, keunggulan tersebut tipis, hanya sekitar empat persen saja.
Anggota Badan Komunikasi Gerindra, Andre Rosiade mengatakan, dari hasil survei internal, Prabowo-Sandi mengejar ketertinggalan dari Jokowi-Ma'ruf. Per Desember 2018, selisihnya sangat tipis.
"Hanya empat persenan," kata Andre.
Baca juga:
Prabowo Mau Buka Kantor di Jateng, PDIP Naikkan Target Jokowi Menang 80%
Hanura Sebut Prabowo Cs Kedodoran Strategi Hingga Mau Buat Markas di Jateng
PDIP Sindir Kubu Prabowo: Gerus Suara Jokowi di Jateng Tak Perlu Pindah Markas
Ma'ruf Amin Mulai Kampanye Januari 2019, Fokus di DKI, Jabar dan Banten
Erick Thohir Sindir Prabowo: Kita Sahabat Media, Enggak Pernah Marah
Sekjen PAN Akan Tindak Ketua DPW Kalsel yang Dukung Jokowi-Ma'ruf