Survei Pilkada Jember: Faida Unggul Tipis 1,4 Persen dari Hendy
Tingkat elektabilitas tiga kandidat tergambar saat survei dilakukan dengan pertanyaan secara top of mind atau apa yang tergambar dalam para responden calon pemilih. Hasilnya, 31,8 persen memilih pasangan calon nomor urut 01, yakni Faida-Vian.
Pilkada Jember yang akan dilakukan pada 9 Desember 2020 mendatang, diprediksi akan berlangsung sangat ketat. Hal ini tergambar dari rilis hasil survey yang dilakukan lembaga survei Politika Research and Consulting (PRC) pada Sabtu (5/12), atau empat hari jelang coblosan.
Tingkat elektabilitas tiga kandidat tergambar saat survei dilakukan dengan pertanyaan secara top of mind atau apa yang tergambar dalam para responden calon pemilih. Hasilnya, 31,8 persen memilih pasangan calon nomor urut 01, yakni Faida-Vian.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Selanjutnya, 30,4 persen memilih pasangan calon nomor urut 02, yakni Hendy Siswanto-Muhammad Balya Firjaun Barlaman. Kemudian pasangan calon nomor urut 03, yakni Abdussal-Ifan Ariadna Wijaya hanya memperoleh 11,4 persen suara. Sedangkan 25,4 persen memilih tidak menjawab atau tidak tahu (TM/TT).
Ketika pertanyaan diperjelas menjadi close option, yakni dengan menunjukkan alat bantu peraga berupa nomor urut dan foto masing-masing kandidat, jumlah mereka yang berada di kelompok tidak menjawab dan tidak tahu (TM/TT) berkurang, dan terdistribusi merata ke paslon nomor urut 01 dan 02.
Yakni tersisa 16,6 persen yang berada di kelompok TM/TT. Paslon Faida-Vian mendapat limpahan suara 4,2 persen kelompok TM/TT menjadi 35,6 persen.
Sedangkan paslon Hendy-Firjaun mendapat limpahan suara 4,8 persen kelompok TM/TT menjadi 35,2 persen suara. Adapun paslon Salam-Ifan tetap berada di peringkat tiga dengan hanya mendapat tambahan 1,2 persen suara menjadi 12,6 persen.
Dengan demikian, baik saat pertanyaan diajukan secara top of mind maupun close option, persaingan ketat terjadi di antara dua kandidat, yakni Faida-Vian dengan Hendy-Firjaun. Saat pertanyaan dilakukan secara top of mind, kandidat Faida-Vian yang merupakan petahana, unggul 1,4 persen suara dari kandidat Hendy-Firjaun. Adapun saat pertanyaan dikerucutkan menjadi close option, selisih kian mengecil, yakni menjadi hanya 0,4 persen.
"Jumlah mereka yang tidak menjawab atau tidak memilih, berbeda antara top of mind dengan close option, karena dua hal. Ada yang karena mereka memang tidak memilih atau merahasiakannya. Ada juga mereka yang masih bingung, belum tahu calon yang akan dipilih itu nomor berapa, kemudian ketika disodorkan foto dan nomor paslon, mereka akhirnya memutuskan untuk menjatuhkan pilihan. Itu bisa karena faktor keterbatasan pendidikan dan sebagainya,” ujar Direktur Riset PRC, Miftahul Munir saat jumpa pers rilis hasil survey PRC di salah satu kafe yang ada di Jember pada Sabtu (05/12).
Siapa Menang?
Survei dilakukan PRC kepada 500 responden yang tersebar secara proporsional di 31 kecamatan Jember. Survei dilakukan PRC pada 26 November 2020 hingga 2 Desember 2020, dengan metode multistage random sampling, dan confidence level sebesar 95 persen. Adapun rentang margin of error dalam survei PRC sebesar 4,5 persen.
Dengan selisih yang tipis tersebut, PRC tidak menyatakan salah satu kandidat akan menang dalam Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
"Dari hasil survei ini, diprediksi persaingan suara yang ketat antara Paslon 01 dan 02 bakal terjadi pada pemilu 9 Desember 2020 nanti. Keduanya masih memiliki peluang yang sama dalam memenangkan Pilkada 2020, dilihat dari selisih hasil survei yang unggul tipis," lanjut Munir.
Persaingan ketat diprediksi terjadi pada perebutan suara dari mereka yang belum menentukan pilihan. Yakni mencapai 16,6 persen responden yang masih belum atau tidak menentukan pilihan, berdasarkan survei PRC.
CEO Politika Research and Consulting, Rio Prayoga menegaskan, survei yang dilakukan pihaknya murni atas biaya sendiri dan donasi kelompok lain yang tidak mengikat, serta bersifat independen.
"Sebagai lembaga survei yang lahir dari Jember, kami punya tanggung jawab moral untuk melakukan survei ini. Pada Pilkada 2015, kita punya pengalaman survei yang sama, dengan hasil yang tidak jauh beda dengan hasil yang dirilis KPU, yakni yang memenangkan pasangan Faida-Abdul Muqit Arief," papar Rio dalam kesempatan yang sama.
Pasangan calon nomor urut 01, yakni kandidat petahana bupati Jember, dr Faida yang berpasangan dengan pengusaha konstruksi, Dwi Arya Nugraha Okfavianto alias Vian. Mereka maju dari jalur perseorangan atau independen.
Sedangkan pasangan calon nomor urut 02, adalah pengusaha Hendy Siswanto yang berpasangan dengan putra mantan rais am PB NU, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman atau akrab disapa Gus Firjaun. Mereka maju dengan didukung lima partai yakni Partai NasDem, Gerindra, Demokrat, PKS, dan PPP. Sedangkan paslon nomor urut 03, yakni duo pengusaha Abdsusalam dan Ifan Ariadna Wijaya yang diusung oleh PKB, PDIP dan didukung oleh Golkar, PAN, Perindo dan Berkarya.
(mdk/rnd)