Survei SMRC: Dukungan Pemilih Jokowi ke Ganjar Turun, Prabowo Naik
Dari survei-survei nasional tatap muka SMRC setahun terakhir menunjukkan, mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019, trennya cenderung memilih Ganjar. Meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei peta dukungan tren pemilih Jokowi pada Pilpres 2019. Hasilnya, terjadi perebutan dukungan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Pada Pilpres 2019, jumlah mereka banyak, 55 koma sekian persen. Sementara kita semua tahu Pak Jokowi tidak bisa maju lagi. Jadi pertanyaannya, suara pemilih tersebut akan ke mana?” tanya Saiful Mujani dalam siaran persnya, Jumat (3/6).
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
-
Bagaimana cara SMRC menentukan sampel untuk survei Pilgub Sulteng 2024? Sampel sebanyak 2420 responden dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah proporsional dari populasi tersebut.
-
Apa yang menjadi fokus utama survei SMRC mengenai Pilgub Sulteng 2024? Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis, simulasi terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024, bertajuk 'Peluang Calon-calon Gubernur dalam Pilkada Provinsi Sulawesi Tengah' yang dirilis pada Rabu, (22/5).
-
Siapa yang melakukan survei BSEM MRI 2024? Survei yang dilakukan oleh lembaga riset MRI bekerjasama dengan Majalah Infobank ini menunjukkan peningkatan kinerja pada sejumlah aspek produk dan layanan BRI khususnya sisi digital channel.
-
Bagaimana Artificial Intelligence (AI) digunakan untuk menggambarkan Capres 2024? Berikut adalah penggambaran capres menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
-
Siapa saja pasangan Capres-Cawapres yang tengah bersaing dalam Pemilu 2024? Tiga pasangan itu yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Saiful menyampaikan ada perubahan tren pemilih Jokowi dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Pendukung Jokowi beralih mendukung Prabowo Subianto dalam setahun terakhir. Padahal, tren pendukung Jokowi sebelumnya mengarah ke Ganjar.
Dari survei-survei nasional tatap muka SMRC setahun terakhir menunjukkan, mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019, trennya cenderung memilih Ganjar. Meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan.
Dari Mei 2021 hingga Maret 2022, SMRC melakukan empat kali survei. Dari survei itu, Ganjar merebut paling banyak pemilih Jokowi. Dari 32,8 persen di Mei 2021, sempat melonjak 40,6 persen di Desember 2021, dan terakhir 36,9 persen di Maret 2022.
Prabowo meraih 24,6 persen di Mei 2021, turun 22,4 di Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen di Maret 2022. Sementar Anies meraih 23,8 di Mei 2021, dan 20,8 persen di Maret 2022.
“Jadi trenya, Ganjar selalu unggul. Kedua Prabowo. Sementara Anies cenderung statis. Sekarang peperangan terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen. Dan Ganjar turun 4 persen,” imbuhnya.
Kemudian, Saiful menjelaskan preferensi pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, basis pemilih Ganjar beririsan dengan Jokowi, yaitu Jawa Tengah.
“Walaupun Ganjar belum dikenal luas. Tapi basis Ganjar ini sama dengan Jokowi. Keduanya kuat di Jawa Tengah. Ganjar sekarang Gubernur Jawa Tengah,” jelasnya.
Lalu, mengapa Prabowo yang merupakan lawan Jokowi di Pilpres lalu? Saiful menjelaskan, hal tersebut terkait dengan hubungan kedua tokoh dengan Jokowi.
“Meskipun tadinya lawan di Pilpres, Prabowo belakangan bergabung di kabinet dengan Pak Jokowi. Sementara Anies tadinya di kubu Pak Jokowi, sempat diberhentikan oleh Jokowi dari posisi menteri. Kemudian Anies belakangan membelot. Maju jadi gubernur dan didukung partai-partai yang bukan pendukung Jokowi," ujar dia.
"Jadi publik menilai hubungan Jokowi dengan Anies tidak baik. Yang menarik, kalau Ganjar tidak maju, ke mana suara itu pergi?," tambahnya.
Dengan data preferensi pemilih terakhir ini, Saiful menduga suara pemilih Jokowi akan cenderung ke Prabowo daripada ke Anies Baswedan.
"Itu bisa dilihat dari tren 4 bulan terakhir. Dari Desember 2021 ke Maret 2022. Prabowo mengalami kenaikan, dari 22,4 persen menjadi 26,3 persen. Sementara Anies cenderung statis," jelas Saiful.
Penyebab Pendukung Jokowi ke Ganjar Turun
Penurunan tren pendukung Jokowi ke Ganjar itu perlu dipahami bahwa perilaku pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin tidak bisa hanya didasarkan keputusan partai.
“Mungkin ada yang berasumsi seperti itu. Jokowi memang PDIP. Mungkin suara pemilihnya akan mengikuti suara PDIP. Itu asumsi kalau partai politik penting dalam pilpres,” jelasnya.
“Tapi, kekuatan PDIP kan sekitar 20 persen lebih dari total pemilih nasional. Untuk meraih 50 persen plus, butuh dukungan partai lain. Dan pemilih Jokowi di 2019 kan bukan hanya dari PDIP. Ada dari NasDem, Golkar, dan lain-lain," sambungnya.
Oleh sebab itu, kata Saiful, aspek-aspek selain partai politik sebenarnya juga perlu dihitung. Sebab dalam Pilpres, peran tokoh sangat penting di tengah lemahnya hubungan pemilih dengan partai politik di Indonesia.
(mdk/ray)