Surya Paloh Akui Koalisinya Tak Total Menangkan Jokowi-Ma'ruf Karena Urus Caleg
"Positioningnya adalah partai-partai pendukung presiden dalam partai koalisi, termasuk koalisi Jokowi dan Ma'ruf ini tidak 100 persen perhatiannya untuk urusan pencalonan calon presiden dan wakil presiden, tidak 100 persen. Dia juga disibukkan dengan kesibukannya untuk mengatur calegnya," kata Paloh.
Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Surya Paloh merasa partai pengusung paslon nomor urut 01 di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) belum total memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Namun, Paloh menilai wajar. Pasalnya, Pilpres dan Pileg 2019 berjalan serentak sehingga parpol juga mesti memenangkan calegnya.
Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke markas Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan Jokowi-Ma'ruf dan berdiskusi dengan relawan di Palembang, Minggu (03/03).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
"Positioningnya adalah partai-partai pendukung presiden dalam partai koalisi, termasuk koalisi Jokowi dan Ma'ruf ini tidak 100 persen perhatiannya untuk urusan pencalonan calon presiden dan wakil presiden, tidak 100 persen. Dia juga disibukkan dengan kesibukannya untuk mengatur calegnya," kata Paloh.
Menurutnya, hal tersebut adalah konsekuensi yang harus bisa diterima pendukung Jokowi-Ma'ruf. Ketua Umum Partai NasDem itu menyadari sikap parpol di koalisinya belum fokus mengoptimalkan tugas kemenangan untuk paslon nomor urut 01.
"Ini adalah konsekuensi yang harus bisa kita terima, artinya ketika kita sebagai pendukung-pendukung utama capres Jokowi-Ma'ruf kita menyadari ini, suasana dukungan partai-partai politik dalam prakteknya tidak 100 persen memfokuskan waktu tenaga pikiran untuk tugas-tugas kemenangan Jokowi Ma'ruf," ungkapnya.
Namun, untuk Partai NasDem, Paloh menitipkan pesan supaya tugas pemenangan Pilpres dan Pileg dilakukan seimbang. Dirinya ingin kadernya beserta relawan kompak berjuang bersama.
"Paling tidak instruksi saya tidak boleh ada yang timpang, harus sama. Nah kalau enggak itu namanya kita tidak sukses dan berbahaya, ini jelas ya. Jadi kerjasama kita dalam tim kemenangan ini adalah kerjasama yang kolektif, ringan sama dijinjing berat sama dipikul," imbuhnya.
Diketahui, Koalisi Indonesia Kerja partai pendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 diisi oleh PDI Perjuangan, NasDem, Golkar, PPP, PKB, Hanura, Perindo dan PSI.
Baca juga:
Surya Paloh: Kalau Jokowi Kalah, Saya Khawatir Pembangunan Tidak Berlanjut
Kunjungi Markas TKD Sumsel, Surya Paloh Pesan Relawan Tahan Cacian dan Makian
Ma'ruf Amin Sebut Pidato AHY Sinyal Positif Demokrat Dukung Jokowi
Safari ke Karawang, Ma'ruf Bakal Jernihkan Kabar Bohong Tentang Jokowi
Jokowi Sebut Elektabilitasnya Turun 8 Persen di Jabar Karena Hoaks