Tahun politik, masyarakat diingatkan tak termakan kampanye hitam di medsos
Media sosial (medsos) kerap digunakan kelompok tertentu untuk membuat kegaduhan. Terlebih di tahun politik seperti sekarang ini. Ironisnya, dampak negatif medsos ini tidak hanya membuat keresahan dalam masyarakat tetapi juga mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Media sosial (medsos) kerap digunakan kelompok tertentu untuk membuat kegaduhan. Terlebih di tahun politik seperti sekarang ini. Ironisnya, dampak negatif medsos ini tidak hanya membuat keresahan dalam masyarakat tetapi juga mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Medsos sangat sensitif, terutama saat kebebasan berpendapat itu dilontarkan seperti propaganda, hoaks, ujaran kebencian, bahkan kampanye hitam. Saat ini terjadi di Indonesia," ujar Founder Lembaga Survei KedaiKopi Hendri Satrio dalam keterangannya, Rabu (31/10).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Hendri menilai, medsos seharusnya bisa digunakan hal-hal positif yang bisa merekatkan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Untuk itulah, ia mengajak semua pihak untuk cek ricek, berpikir cerdas, dan bertanggungjawab dalam mengelola akun medsos masing-masing.
"Ini harus sama-sama kita jaga. Jangan sampai medsos ini menjadi alat meretakkan hubungan baik kita. Jangan sampai medsos kemudian menyebabkan Indonesia pecah. Bila menemukan akun yang memunculkan ujaran kebencian, hoaks, kampanye hitam, tinggalkan saja," ajak Hendri.
Menurutnya, narasi kebencian yang tersebar di medsos tidak hanya berimbas pada si pembuat, tapi secara luas di masyarakat. Ia menilai medsos di Indonesia berkembang pesat karena adanya kebutuhan eksistensi individu pemilik akun tersebut.
"Tapi eksistensi ini harus digunakan dalam langkah-langkah positif, jangan sampai eksistensi dimunculkan melalui pemberitaan negatif, apalagi ujaran kebencian," kata Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi dari Universitas Paramadina ini.
Ia mengingatkan agar masyarakat lebih mawas diri. Jangan sampai medsos ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk meretakkan hubungan. "Jangan sampai medsos kemudian menyebabkan Indonesia pecah. Akun memunculkan hoaks tidak perlu dibaca, apalagi di-share," tegasnya.
Ia menegaskan, semua warga Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga Indonesia. Siapapun itu, baik yang memiliki akun medsos, atau yang tidak. Baik yang hanya membaca medsos, atau yang menuliskan konten di medsos.
"Tanggung jawab kita menjaga keutuhan RI, jangan sampai dengan medsos yang memberikan kita kesempatan untuk eksis kemudian disalahgunakan sehingga menyebabkan negara ini bisa tercerai berai," imbuhnya.
Begitu juga menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres), Hendri menilai, semua orang berhak memiliki pilihan yang berbeda. Tapi pilihan yang berbeda itu sebatas dalam ranah politik.
"Yang harus kita jaga keberlangsungan Indonesia, karena seberapa pun berbeda kita tetap orang Indonesia. Kita ini beraneka ragam, kita ini Bhinneka, tapi esensinya tetap Tunggal Ika. Ingat itu, jadi kalau ada ujaran kebencian, hoaks yang bertujuan memecah belah, ingat esensi dari Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya.
Baca juga:
PBNU dan PP Muhammadiyah ajak rakyat tidak saling bermusuhan di tahun politik
Mengapa ada gejolak di tubuh PKS?
Blusukan ke kampung di Cianjur, Sekjen PAN Eddy Soeparno dicurhati emak-emak
SBY instruksikan kader dan caleg bertemu rakyat, ceritakan tentang kebenaran
SBY larang caleg Demokrat banyak janji, karena biasanya sulit ditepati