Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Sejumlah kandidat maju sebagai capres dengan tujuan ingin menang. Tapi ada juga yang maju karena alasan lain.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa yang daftar capres cawapres? 'Pada hari Sabtu sore, kami telah mendapatkan surat, menerima surat pemberitahuan rencana pendaftaran partai koalisi, atau gabungan partai politik dari Partai NasDem, Partai PKB, dan Partai PKS,' kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam konferensi pers di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (16/10).
-
Bagaimana cara memilih capres dan cawapres? Untuk dapat berpartisipasi dalam pemilu Presiden 2024, setiap warga negara Indonesia harus memenuhi syarat-syarat berikut ini: Genap berumur 17 tahun atau lebih pada hari pemungutan suara, sudah kawin, atau sudah pernah kawin; Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibuktikan dengan KTP-el;Berdomisili di luar negeri yang dibuktikan dengan KTP-el, paspor dan atau surat perjalanan laksana paspor;Dalam hal pemilih belum mempunyai KTP-el sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan d, dapat menggunakan kartu keluarga;Tidak sedang menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kenapa caleg terpilih harus mundur? Hal itu sesuai dengan UU Pilkada bahwa anggota DPR, DPD dan DPRD yang mendaftar sebagai calon kepala daerah harus mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Siapa saja Capres 2024? Sebagaimana diketahui, terdapat 3 pasangan capres dan cawapres yang akan berlaga. Ketiga pasangan itu ialah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Indonesia sebentar lagi akan menggelar pemilu pada 14 Februari mendatang. Seluruh rakyat Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih akan memilih calon presiden, calon wakil presiden dan calon legislatif di hari itu.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menjadi kandidat yang paling sering ikut Pilpres yaitu sebanyak tiga kali sejak 2009 dan Pilpres 2024 ini adalah kali keempatnya.
Namun, Prabowo belum pernah menang. Pada 2009 Prabowo diusung Partai Gerindra sebagai calon presiden tapi akhirnya dia maju sebagai calon wakil presiden pendamping Megawati Soekarnoputri.
Di luar negeri juga sejarah mencatat ada politisi-politisi yang berkali-kali maju menjadi calon presiden dalam pemilu tapi tidak pernah menang.
Siapa saja mereka? Berikut beberapa di antaranya:
-Harold Stassen (Amerika Serikat): Stassen adalah seorang politikus dari Partai Republik yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada delapan pemilihan antara tahun 1948 dan 2000, tetapi tidak pernah berhasil meraih nominasi partai tersebut.
-Eugene V. Debs (Amerika Serikat): Debs adalah seorang sosialis yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden AS lima kali antara tahun 1900 dan 1920, mewakili Partai Sosialis Amerika. Dia tidak pernah memenangkan pemilihan presiden.
-Jorge Altamira (Argentina), pemimpin Partai Pekerja, maju sebagai kandidat presiden lima kali (1989, 1995, 1999, 2003 and 2011). Raihan suara terbaiknya adalah pada 2011 dengan 2,3 persen suara.
-Jose Maria Eymael (Brasil), politikus ini enam kali kali maju jadi kandidat presiden (1998, 2006, 2010, 2014, 2018 and 2022) tapi perolehan suaranya tak pernah menyentuh angka 1%. Dia juga gagal dua kali menjadi wali kota Sao Paulo.
-Nicolás Zúñiga y Miranda (Meksiko) menjadi kandidat presiden sebanyak 10 kali: 1892, 1896, 1900, 1904, 1910, 1911, 1913, 1917, 1920 and 1924. Dia juga setidaknya pernah dua kali menjadi calon anggota kongres Meksiko.
Politikus eksentrik ini pada akhirnya hanya memperoleh beberapa suara saja tapi dia mengklaim dicurangi dan menganggap dirinya sebagai presiden yang sah.
-Henri Emmanuelli (Prancis): Emmanuelli adalah seorang politikus dari Partai Sosialis Prancis yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam tiga pemilihan presiden Prancis (1988, 1995, dan 2002) tetapi tidak pernah berhasil melaju ke putaran kedua.
-Jean-Marie Le Pen (Prancis): Le Pen adalah seorang politikus ekstrem kanan dari Prancis yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam empat pemilihan presiden Prancis (1974, 1988, 1995, dan 2002) tetapi tidak pernah berhasil memenangkan pemilihan presiden.
Sejumlah kandidat maju sebagai capres dengan tujuan ingin menang. Tapi ada juga yang maju karena alasan ingin membantu memperkuat posisi partainya di parlemen sebagai bagian dari upaya mencetak pemimpin jika terjadi kebuntuan politik.
Sebagian kandidat juga dituding berkali-kali maju karena ingin mendapat sumbangan dana pemilu dari publik. Sebagian lagi dituduh sebagai kandidat boneka yang didukung pemerintah berkuasa agar terlihat lebih rasional dan punya oposisi.