8 Petahana Kalah Telak di Pilkada Sumsel, Ini Daftarnya
Tak hanya kalah, beberapa calon justru memperoleh suara terendah dari penantangnya. Calon petahana kalah telak meski sempat diunggulkan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Sumatera Selatan telah merampungkan rekapitulasi perolehan suara pilkada 2024. Hasilnya delapan calon petahana kalah dalam pertarungan.
Tak hanya kalah, beberapa calon justru memperoleh suara terendah dari penantangnya. Calon petahana kalah telak meski sempat diunggulkan.
Pilkada di Sumsel sendiri, ada beberapa calon petahana saling tantang alias pecah kongsi. Itu terjadi di pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumsel, pilkada Musi Rawas, dan Banyuasin.
Di Pilgub Sumsel, Herman Deru melawan Mawardi Yahya yang berpasangan pada periode 2018-2023. Kali ini Herman Deru memilih Cik Ujang (HDCU) sebagai calon wakil gubernur dan Mawardi Yahya menggaet mantan Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati (Matahati).
Keduanya ditantang Eddy Santana Putra-Rizky Aprilia (ERA) dari PDIP. ERA sama-sama mantan anggota DPR RI dan tak terpilih lagi pada pemilihan legislatif 14 Februari 2024.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara pertarungan antar petahana ini, paslon 01 HDCU meraih suara terbanyak dengan 2.218.108 suara. Kemudian ERA memperoleh 1.080196 suara, dan bekas pasangan Herman Deru, yakni Mawardi Yahya yang berpasangan dengan RA Anita Noeringhati mendapatkan suara terendah sebesar 991.889 suara.
Petahana saling tantang lain di pilkada Musi Rawas. Petahana Ratna Mahmud-Suprayitno menang telak menghadapi Suwarti-Thamrin Hasan. Ratna-Suwarti sebelumnya sama-sama terpilih sebagai kepala daerah pada pilkada serentak 2020. Keduanya lalu berpisah untuk maju sendiri-sendiri di pilkada 2024.
Hasil rekapitulasi akhir yang dilakukan KPU Musi Rawas, Ratna-Suprayitno meraih suara terbanyak sebesar 148.629 suara dan Suwarti-Thamrin Hasan hanya meraih 80.646 suara.
Di Banyuasin, calon bupati Askolani berhasil menyingkirkan mantan wakilnya Slamet Somosentono. Berdasarkan hasil rekapitulasi, Askolani-Netta Indian meraih suara terbanyak sebesar 201.505 suara dan pasangan Slamet-Alfi Rustam 132.013 suara.
Selain calon saling tantang, beberapa calon petahana juga kalah melawan paslon baru. Di pilkada Palembang, Wakil Wali Kota Palembang dua periode 2015-2023, Fitrianti Agustinda tumbang dengan raihan suara terendah. Fitrianti yang berpasangan dengan Nandriani hanya mampu meraih 175.495 suara.
Fitrianti-Nandriani kalah suara dari pasangan Yudha-Bahar yang meraih 229.895 suara dan Ratu Dewa-Prima Salam 352.696 suara. Ratu Dewa merupakan mantan Penjabat Wali Kota Palembang beberapa bulan dan mundur karena maju pilkada.
Kemudian di pilkada Pagaralam, Alpian-Alfikriansyah yang berstatus calon petahana tumbang bahkan meraih suara paling rendah dibanding penantangnya. Paslon ini hanya mampu meraih 29.231 suara. Sementara penantangnya Hepi Safriani-Epsi Komar memperoleh 29.538 suara disusul Ludi-Bertha (Luber) meraih suara terbanyak dengan 33.672 suara.
Lalu di pilkada Prabumulih. Petahana yang berstatus Wakil Wali Kota 2013-2023 Adriansyah Fikri, turut tumbang saat maju sebagai Wali Kota Prabumulih 2025-2024. Adriansyah Fikri-Syamdakir Amrullah meraih suara terendah dengan mendapatkan 18.175 suara.
Adriansyah Fikri tumbang melawan penantangnya Suryanti Ngesti Rahayu-Mat Amin yang meraih 33.957 suara dan pasangan Arlan-Franky Nasril unggul dengan meraih 59.492 suara. Paslon Arlan-Frangky dinyatakan sebagai pemenang pilkada Prabumulih.
Petahana bernasib sama juga dialami mantan Wakil Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) periode 2018-2023, M Dja'far Shodiq. M Dja'far Sodiq berpasangan dengan Abdi Yanto tumbang menghadapi penantangnya Muchendi Mahzareki-Supriyanto.
M Dja'far Sodiq-Abdi Yanto hanya memperoleh 184.844 suara dan Muchendi-Supriyanti meraih suara terbanyak 234.398 suara. Muchendi merupakan putra mantan Wakil Gubernur Sumsel periode 2013-2018 Ishak Mekki.
Selanjutnya di pilkada Lahat, petahana Wakil Bupati Haryanto gagal duduk diposisi semula setelah tumbang dalam pilkada serentak. Haryanto yang maju kembali sebagai wakil bupati berpasangan dengan Lidyawati hanya meraih 74.574 suara.
Pasangan Lidyawati-Haryanto hanya unggul tipis dengan pasangan Yulius Maulana-Budiarto yang meraih 73.442 suara tetapi kalah telak dari pasangan Bursah Zarnubi-Widia Ningsih yang meraih 103.950 suara. Paslon Bursah Zarnubi-Widia Ningsih ditetapkan sebagai pemenang pilkada di kabupaten itu.