Tak Usung Capres di Pilpres 2024, Partai Nonparlemen Bisa Terancam Sanksi
Aturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
partai politik yang pernah ambil bagian di Pemilu 2019 tetap harus memberikan dukungan atau mengusung di Pilpres 2024.
Tak Usung Capres di Pilpres 2024, Partai Nonparlemen Bisa Terancam Sanksi
Partai politik yang tidak mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden terancam terkena sanksi. Aturan tersebut diperuntukan bagi partai politik peserta Pemilu 2019 yang kembali berkontestasi di Pilpres dan Pemilu 2024.
Aturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Pada pasal 235 ayat 5, tertulis klausul, 'dalam hal partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi syarat mengajukan pasangan calon tidak mengajukan bakal pasangan calon, partai politik bersangkutan dikenai sanksi tidak mengikuti Pemilu berikutnya'.
Ketua Divisi Teknis KPU RI, Idham Holik mengatakan, berdasarkan pasal 222 dalam UU Pemilu, syarat pengusulan atau pendaftaran bakal pasangan capres-cawapres bisa menggunakan pendekatan alternatif. Di mana bisa perolehan kursi legisltif di DPR ataupun juga bisa perolehan suara sah secara nasional pada Pemilu Anggota DPR 2019 lalu.
"Saya yakin parpol-parpol peserta Pemilu 2019 dan kini menjadi peserta Pemilu 2024 memahi dengan baik aturan pendaftaran peserta Pilpres. Kini parpol-parpol tersebut sedang konsolidasi politik persiapan pengusulan atau pendaftaran bakal pasangan capres-cawapres," kata Idham di Jakarta, Sabtu (14/10).
Sehingga, partai politik yang pernah ambil bagian di Pemilu 2019 tetap harus memberikan dukungan atau mengusung di Pilpres 2024. Sekalipun partai tersebut tidak lolos parlemen, seperti Perindo, PSI, PBB hingga Partai Garuda.
"Sanksi dalam Pasal 235 ayat 5 UU Pemilu akan diberlakukan di mana parpol yang memenuhi syarat pengajuan bakal paslon pilpres tetapi tidak mengajukan bakal paslon Pilpres," jelas Idham.
Sebelumnya, Idham mengungkapkan, parpol baru peserta pemilu 2024 hanya dapat mendukung, tetapi tidak bisa ikut mengusung bakal pasangan capres-cawapres.
"Kalau pertanyaan parpol yang baru disahkan pada tanggal 14 atau 30 Desember 2022, dan belum pernah menjadi peserta pemilu sebelumnya akan kena sanksi? Tidak," ujarnya .
Idham mengatakan sanksi hanya berlaku untuk parpol yang pernah menjadi peserta pemilu sebelumnya.
Idham menyebut jika parpol peserta pemilu sebelumnya atau parpol parlemen tidak ikut mengusung, maka akan disanksi tidak boleh mengikuti pemilu berikutnya.
Hal itu, sesuai dengan Pasal 235 ayat 5 UU Nomor 7 Tahun 2017.